Lini masa pengguna media sosial pada Kamis (17/8) diisi dengan kemeriahan peringatan 72 tahun Kemerdekaan RI, yakni sebanyak 1,1 juta cuitan lebih di Twitter hingga Jumat. Ada beberapa alasan untuk menyebut perayaan kali ini sungguh berbineka.
Berbagai tagar digunakan oleh pemakai Twitter, seperti #RI72, #17an, HUT72RI, #pesona72, yang menjangkau 40 juta pengguna lainnya. Topik tersebut merajai topik tren Indonesia sehari penuh, sesaat juga masuk ke tren di tingkat global. Termasuk juga harian Kompas yang menggelar kampanye #MerdekaBersama untuk mengajak pengguna internet berbagi momen kebersamaan dalam merayakan kemerdekaan.
Konsep peringatan kemerdekaan di Istana Negara dengan menggunakan busana daerah cukup efektif mengundang pembicaraan di lini masa. Para pejabat tinggi yang sehari-hari tampil dalam balutan busana resmi dan protokol yang kaku bisa memperlihatkan sisi lain yang santai dan rileks.
Keputusan untuk mengenakan busana daerah juga efektif dalam mengarahkan pembicaraan di media sosial karena pengguna yang berasal dari berbagai daerah mengomentari busana yang dikenakan pejabat. Terlebih apabila busana itu berasal dari daerah sama dengan mereka.
Puncak dari peringatan kemerdekaan di Istana Negara adalah foto bersama dari empat Presiden RI yang masih hidup, yakni BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo. Momen yang berhasil ditangkap oleh fotografer Agus Suparto itu cukup langka karena mempertemukan empat figur tersebut dalam satu tempat belum bisa dilakukan hingga kini, baik karena kondisi politik maupun cerita di balik layar.
Meski keempat presiden memiliki agenda politik masing-masing, menyambut masa pemilihan presiden tahun 2019 mendatang, kehadiran mereka untuk bertemu dan berfoto bersama memberikan pesan positif yang kuat.
Dari luar pagar Istana Merdeka, peringatan kemerdekaan juga dirayakan secara meriah. Bukan hanya berbicara mengenai suasana, melainkan semangat mereka di tengah kondisi yang tidak mendukung, seperti di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang tetap melaksanakan upacara pengibaran bendera meski kondisi lapangan yang penuh lumpur.
Ucapan selamat juga membanjir diikuti doa untuk Indonesia yang lebih baik dan bisa menyejahterakan masyarakatnya. Ucapan juga datang dari tokoh-tokoh dengan pengikut berjumlah signifikan.
Lini masa media Indonesia yang biasa riuh dengan perdebatan mengenai isu politik rehat sejenak pada Kamis lalu untuk membicarakan betapa beragamnya budaya yang sudah lama hidup berdampingan. Kembali mengingat kebinekaan seperti tertulis pada lambang negara. (eld)