Ribuan pengunjung dan warga setempat berduyun-duyun memadati kompleks Candi Arjuna di Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai tempat pergelaran musik Jazz Atas Awan Udara pada rangkaian Festival Budaya Dieng 2017. Angin dan udara dingin pegunungan menyatu dalam hangatnya lagu-lagu berlirik hangat menyentuh hati.
Lantunan vokal Dinno Alshan, Nufi dari Youniverse Yogyakarta, serta Anji pada Jumat (4/8) itu lebih banyak membawakan lagu-lagu baper (bawa perasaan) dan membuat hati tercenung mengingat masa lalu.
Youniverse, misalnya, membuka penampilannya dengan lagu ”That Should be Me” dari Justin Bieber, ”Benci untuk Mencinta”, ”Flashlight”, dan juga ”Kekasih Terhebat” dengan berkolaborasi dengan Anji. Gesekan biola dan tiupan saksofon personel Youniverse turut menghangatkan nuansa penuh lamunan. Sesekali ribuan penonton pun ikut berdendang menyayikan lirik-lirik yang dekat di telinga dan membekas hati.
Anji selain menyanyikan lagu berjudul ”Dia” juga melantunkan dua lagu yang menurutnya baru dan belum pernah dipublikasi. Anji meminta penonton bisa merekam, tetapi tidak mengunggah di media sosial.
Salah satu lagu yang dibawakan Anji saat itu terinspirasi dari kisah orang yang telah lama pacaran bertahun-tahun tetapi putus tidak berlanjut ke pelaminan. Selain itu, Anji juga menyanyikan lagu tentang lubang. Dirinya membayangkan menjadi lubang bagi kuburan kekasih yang sangat disayanginya agar mereka dapat bersatu abadi selamanya.
Sorot lightning panggung utama Jazz Atas Awan pun menari indah menghiasi gelapnya malam di dataran dengan ketinggian 2.093 meter di atas permukaan laut itu. Panggung sederhana berhiaskan rangkaian bambu membentuk delapan layar yang megah dan anggun.
”Jumlahnya ada delapan layar. Ini sebagai tanda pergelaran festival yang kedelapan. Layar perahu dipilih karena perjalanan festival ini masih jauh dan panjang,” kata Ketua Panitia Festival Budaya Dieng atau Dieng Culture Festival 2017 Alif Faozi.
Pergelaran Jazz Atas Awan mulai berakhir pukul 22.40 dengan ditutup deburan kembang api yang berwarna-warni menghiasi langit Dieng.
Fajar (43), pengunjung dari Purbalingga, menyampaikan, pergelaran jazz tahun ini tidak semeriah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. ”Jazznya kurang terasa dibandingkan dengan tahun lalu. Artisnya juga saya kira didatangkan dari luar negeri,” tutur Fajar.