PEKANBARU, KOMPAS — Kekeringan yang melanda sebagian wilayah Riau kembali dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk membakar lahan. Pada hari Jumat (4/8), data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan, terdapat 27 titik panas yang terpantau satelit Aqua Terra.
”Pagi ini, satelit Modis Aqua Terra mendeteksi 69 titik panas di Sumatera dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Yang terbesar di Riau sebanyak 27 titik, disusul di Jambi 13 titik, di Lampung 12 titik, dan di Sumatera Selatan 8 titik. Setelah dianalisis dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen, di Riau hanya ada 14 titik yang tersebar di Pelalawan sebanyak 9 titik, di Indragiri Hulu sebanyak 3 titik, dan Indragiri Hilir sebanyak 2 titik,” kata Sukisno, Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru di Pekanbaru, Jumat.
Menurut Sukisno, dalam dua hari terakhir, beberapa daerah di Riau diguyur hujan dengan intensitas ringan sampai sedang. Hujan itu sudah memadamkan kebakaran di Kepulauan Meranti. Namun, hujan tidak merata dan masih banyak lokasi yang kering, seperti di Pelalawan dan Indragiri Hulu, yang belum tersentuh hujan.
”Masih ada peluang hujan di bagian utara dan barat, seperti di Rokan Hilir, Rokan Hulu, serta sebagian wilayah Bengkalis dan Kampar. Namun, di bagian lainnya, kekeringan masih menyebabkan potensi lahan yang sangat mudah terbakar,” ujar Sukisno.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Jim Gofur mengungkapkan, pada Jumat, Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan Riau mengonsentrasikan pemadaman di Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan. Api yang membakar sebagian dari Semenanjung Kampar itu sudah berlangsung selama empat hari terakhir.
”Asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan gambut di Pulau Muda cukup tebal. Hari ini, dua helikopter BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memadamkan api dengan water bombing. Dari darat, tim gabungan TNI dan Polri dan BPBD Pelalawan ikut menggempur untuk menyekat kebakaran agar tidak meluas. Diperkirakan, kebakaran sudah mencapai 20 hektar,” kata Jim.
Kepala BNPB Kabupaten Meranti Eddy Afrizal mengungkapkan, kebakaran parah di Desa Gemala Sari, Pulau Rangsang, yang sempat membara selama lebih dari sepekan akhirnya dapat dipadamkan pada Kamis kemarin. Api benar-benar padam setelah hujan lebat turun lebih dari 15 menit di lokasi.
”Semua personel sudah ditarik dari lokasi tadi pagi. Namun, masih ada dua regu pemadam kebakaran dari PT Sumatera Riang Lestari dan PT Riau Andalan Pulp and Paper untuk berjaga-jaga apabila api muncul kembali,” kata Eddy.
Menurut Eddy, di Pulau Rangsang semula ada dua kebakaran cukup besar seluas 40 hektar di wilayah Desa Tebun dan Gemala Sari. Tim darat gabungan beranggotakan lebih dari 100 personel telah melakukan penyekatan agar api tidak menjalar. Namun, api baru benar-benar padam setelah dibantu hujan.