BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Aparat Kepolisian Daerah Lampung dan Komando Distrik Militer 0426 Mesuji hingga Rabu (2/8) malam berjaga di lokasi bentrokan di Desa Sungai Cambai, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji. Mereka berupaya mencegah bentrokan susulan.
Bentrokan sebelumnya terjadi antara warga Desa Sungai Cambai dan petugas pengamanan swakarsa perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Prima Alumga.
Kepala Kepolisian Daerah Lampung Inspektur Jenderal Sudjarno saat menjenguk salah satu warga yang terluka akibat bentrokan, Rabu, di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Kota Bandar Lampung, mengatakan, situasi di lokasi mulai kondusif. ”Saat ini kami fokus menjaga dan memulihkan kondisi lapangan setelah bentrokan,” katanya.
Menurut Sudjarno, ada sekitar 100 personel dari jajaran Polres Mesuji dan Polda Lampung yang berjaga di sekitar lokasi. Penjagaan juga dibantu 50 personel TNI.
Bentrokan warga Desa Sungai Cambai dengan petugas pengamanan swakarsa terjadi pada Selasa sekitar pukul 18.00. Kemarahan warga dipicu pemasangan portal di Sungai Riya Tangis yang selama ini menjadi akses transportasi bagi warga desa setempat. Portal yang terbuat dari drum yang diikat dan diapungkan di sungai itu menghalangi warga yang hendak lewat menggunakan perahu kayu.
Ratusan warga yang melihat petugas pengamanan swakarsa memasang portal langsung mendatangi lokasi. Terjadi cekcok mulut dan pertengkaran sebelum massa mengamuk dan membakar aset perusahaan. Sebanyak 1 truk, 3 traktor, 1 ruangan kantor, dan 12 kamar mes perusahaan hangus terbakar.
Bentrokan juga mengakibatkan tiga orang terluka tembak. Dua korban luka adalah Gendi (50) dan Jendrik (40), petugas pengamanan swakarsa PT Prima Alumga. Mereka mengalami luka tembak di dada dan kaki. Saat ini, keduanya dirawat di Rumah Sakit Mutiara Bunda, Kabupaten Tulang Bawang.
Korban lain adalah Ecan (37), warga Desa Sungai Cambai, yang terluka tembak di perut. Kondisi luka yang cukup parah membuatnya dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek, Lampung.
Pencurian sawit
Sudjarno mengungkapkan, awal permasalahan warga dengan perusahaan terjadi sejak ada pencurian kelapa sawit. Hal itu membuat PT Prima Alumga memasang portal di sungai.
Pelaksana Tugas Kepala Desa Sungai Cambai Ibrahim saat dihubungi dari Bandar Lampung membenarkan pernah ada pencurian kelapa sawit. Namun, dia menampik pelaku adalah warga Sungai Cambai. Rabu, warga telah beraktivitas seperti biasa.
Ecan mengaku tidak begitu ingat peristiwa yang dialami. Saat dia bersama warga lain mendatangi lahan milik PT Prima Alumga, bentrokan terjadi. Saat itulah perutnya terkena tembakan.
Komandan Kodim 0426 Tulang Bawang Letnan Kolonel Arm Kus Fiandar Yusuf mengatakan, pihaknya segera mengupayakan mediasi dengan warga. Dia meminta agar warga menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
Bentrokan antara petani dan pihak perusahaan perkebunan di Kabupaten Mesuji bukan kali ini terjadi. Berdasarkan catatan Kompas, bentrokan terparah terjadi antara tahun 2009 dan 2011. Saat itu, sedikitnya sembilan orang meninggal akibat bentrokan (Kompas, 28/12/2011).
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung Alian Setiadi menyebutkan, selama ini penyelesaian konflik agraria di Lampung cenderung menindak pelaku perusakan tanpa menyelesaikan akar masalah. (vio)