JAKARTA, KOMPAS — Untuk meningkatkan keselamatan penumpang dan mengurangi angka kecelakaan di pelintasan sebidang di dalam stasiun, PT KAI Commuter Jabodetabek mulai mengoperasikan terowongan di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (25/7). Pada tahun ini, tercatat ada satu kasus kecelakaan di pelintasan sebidang di dalam Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat.
Vice President Communication PT KCJ Eva Chairunnisa mengatakan, selama ini, kecelakaan di pelintasan antarperon kerap terjadi karena penumpang kurang berhati-hati. Kasus di Stasiun Sudirman, misalnya, penumpang terserempet kereta karena memakai earphone sehingga tidak mendengar saat petugas memberikan peringatan peluit ataupun berteriak. ”Tahun ini baru ada satu kasus ini yang berkaitan dengan pelintasan sebidang antarperon,” kata Eva.
Direktur Utama PT KCJ MN Fadhila mengatakan, sejak akhir 2016, pihaknya sudah membangun terowongan (underpass) di enam stasiun, yaitu Tebet, Cilebut, Bojonggede, Citayam, Pondok Ranji, dan Sudimara. Proyek yang sudah selesai adalah Stasiun Tebet sehingga bisa dioperasikan mulai 24 Juli 2017. Terowongan yang menghubungkan dua peron ke arah pintu keluar (gate) itu berkedalaman 2,5 meter di bawah rel dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter.
Selain itu, terowongan juga dilengkapi dengan dua tangga dengan panjang 11,8 meter dan lebar 4 meter di peron jalur satu atau yang mengarah ke Casablanca. Di peron dua, sisi yang mengarah ke Kampung Melayu, terdapat tangga sepanjang 23 meter dan lebar 2 meter.
”Terowongan ini dapat menjadi solusi yang mengedepankan keamanan dan keselamatan untuk berpindah antarperon di tengah jumlah pengguna yang terus bertambah di Stasiun Tebet,” ujar Fadhila kepada wartawan, Selasa.
Dengan beroperasinya terowongan itu, penumpang juga tidak harus menunggu ketika ada kereta yang melintas di stasiun. Namun, pada jam kerja pagi hari, pukul 07.30-09.00, antrean untuk memasuki terowongan cukup panjang. Penumpang harus bersabar dan antre dengan tertib untuk melewati terowongan itu.
”Masih mencoba membiasakan diri. Tadinya, kan, langsung nyebrang aja tuh. Sekarang jadi lebih lama karena antre,” ujar Isti (28), karyawan swasta di sebuah kantor di Kuningan, Jakarta Selatan.
Fadhila menambahkan, sebagai salah satu stasiun yang terintegrasi dengan moda transportasi transjakarta, penumpang di Stasiun Tebet terus meningkat. Tahun 2017 tercatat ada 27.900 penumpang atau meningkat sekitar 20 persen dibandingkan tahun 2016 yang hanya sekitar 22.000 pengguna jasa per hari.
PT KCJ berharap dengan beroperasinya terowongan tersebut, para pengguna jasa dapat mengikuti aturan dan ketentuan dengan baik terkait arus lalu lintas penumpang di stasiun tersebut. Apalagi, Stasiun Tebet merupakan salah satu stasiun yang akan menjadi percontohan integrasi berbagai moda.
Pada 2016, pelintasan sebidang di Stasiun Tebet ditutup, lalu dibangun halte feeder transjakarta. Fadhila juga berharap delapan terowongan yang sedang dibangun di lima stasiun lainnya dapat dioperasikan pada awal September nanti.