CHENGDU, KOMPAS — Maskapai Garuda Indonesia sejak Mei 2017 telah membuka jalur baru Denpasar-Chengdu, China. Pembukaan rute baru ini juga alasan bagi Garuda lebih gencar menggarap komunitas dan grup di Indonesia agar pesiar ke wilayah Chengdu.
Vice President Garuda Indonesia Wilayah Jakarta Raya Flora Izza mengatakan, selama ini penumpang Garuda dari Denpasar ataupun Chengdu masih didominasi turis asal China yang berlibur ke Bali. Jadi, yang perlu terus didongkrak adalah turis asal Indonesia yang berlibur ke China, terutama Chengdu, yang juga memiliki banyak obyek wisata.
Chengdu, kata Flora, merupakan rute Garuda keempat ke China dari Denpasar setelah Denpasar-Beijing, Denpasar-Shanghai, dan Denpasar-Guangzhou. ”Peminat wisatawan dari kawasan China sangat potensial sehingga Garuda terus menambah rute baru, apalagi pada musim liburan jumlah penumpang meningkat sehingga pasar Garuda di China akan semakin kuat,” tuturnya.
Untuk memperkenalkan jalur baru serta beberapa obyek wisata andalan di Chengdu, Garuda Indonesia menggelar Garuda Fam Trip. Rombongan sebanyak 32 orang berada selama 5 hari di Chengdu untuk menjelajahi beberapa obyek wisata andalan, antara lain Gunung Imei, Patung Buddha Leshan, serta pusat riset dan penelitian panda raksasa di Chengdu (Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding).
Penerbangan Denpasar-Chengdu memakan waktu lima jam, dengan keberangkatan dari Denpasar pukul 20.00 Wita dan tiba di Chengdu pukul 02.25 waktu setempat. Menurut Station and Service Manager Garuda Indonesia Chengdu Darwin, rute Denpasar-Chengdu terus tumbuh dan menunjukkan perkembangan positif sejak pertama dibuka.
”Tingkat keterisian kursi rata-rata 60 persen dan menunjukkan peningkatan. Supaya pertumbuhan lebih maksimal, harus menggarap wisatawan dari Indonesia ke Chengdu,” ujarnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini penumpang Garuda didominasi warga Chengdu yang berlibur ke Bali dengan rata-rata waktu tinggal sepekan.