Delapan Negara Meriahkan Surabaya Cross Culture International
Oleh
Iqbal Basyari
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya kembali menggelar Festival Surabaya Cross Culture International Folk Art, Minggu (16/7). Sebanyak 154 kontingen dari delapan negara turut memeriahkan festival yang digelar untuk ke-13 kalinya tersebut. Mereka beradu kesenian dengan 34 kontingen dari Nusantara, seperti Bali dan Jawa Barat.
Kontingen dari negara tetangga yang ikut dalam festival itu adalah dari Slowakia (24 orang), Polandia (27 orang), Thailand (28 orang), dan Kanada (22). Kemudian ada China (2 orang), Lituania (27 orang), Rusia (22 orang), dan Perancis (2 orang).
Festival yang menampilkan tari-tarian itu dimulai dari Taman Bungkul dan berakhir di Taman Bambu Runcing. Peserta diarak menggunakan becak dari Taman Bungkul hingga di depan patung karapan sapi, Jalan Urip Sumoharjo. Kemudian mereka berjalan hingga Taman Bambu Runcing sambil menunjukkan berbagai atraksi khas daerahnya masing-masing.
Kontingen dari Slowakia menampilkan tari Cardas, Polandia menampilkan tari Krakovia, Thailand dengan tari Ponglang, dan Kanada membawakan tarian dansa jalanan. Kemudian China membawakan tarian akrobatik, Lituania menampilkan tari Bunga Berjalan, Rusia memadukan berbagai macam tari-tarian suku, dan Perancis menampilkan tarian boneka raksasa. Sementara peserta dari dalam negeri, Bali menampilkan tari Joged dan kontingen Jawa Barat menampilkan tarian Garuda.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang ikut dalam festival itu sempat diajak menari oleh kontingen dari Bali. ”Dulu aku pernah menari Bali waktu sekolah menengah atas, semasa sekolah dasar juga pernah menari Jawa,” kata Risma.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan, peserta dari luar negeri tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Jika pada 2016 ada lima negara, kini bertambah menjadi delapan negara. ”Tahun depan semoga bisa 10 negara,” ujarnya.
Melalui agenda tahunan ini, Widodo berharap ada transfer ilmu dalam hal kreasi kesenian. ”Dengan seniman luar yang punya inovasi bagus dalam seni datang ke sini, kita bisa dapat referensi. Sanggar-sanggar tari juga mendapatkan transfer kreasi seni,” kata Widodo.