Hasil Riset, Kopi Berhubungan dengan Usia Lebih Panjang
Oleh
Subur Tjahjono
·3 menit baca
Para ilmuwan di Amerika Serikat telah menemukan bahwa minum kopi bermanfaat. Minum kopi terkait dengan risiko kematian yang lebih rendah karena penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes, serta penyakit pernapasan dan ginjal untuk orang Afrika-Amerika, orang Jepang-Amerika, Latin, dan kulit putih.
”Kita tidak bisa mengatakan minum kopi akan memperpanjang hidup Anda, tetapi kita melihat sebuah kaitan atau asosiasi. Jika Anda suka minum kopi, minum! Jika Anda bukan peminum kopi, Anda perlu mempertimbangkan memulai (minum kopi),” kata Veronica W Setiawan, Guru Besar Kedokteran Preventif Fakultas Kedokteran The Keck Universitas California Selatan (USC), AS, yang menjadi peneliti utama studi ini, seperti dikutip Sciencedaily.com, Senin (10/7).
Penelitian tersebut dilakukan sejumlah peneliti di Pusat Kanker Universitas Hawaii dan Fakultas Kedokteran The Keck USC. Penelitian dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine edisi 11 Juli 2017.
Ilmuwan meneliti data 185.855 orang Afrika-Amerika (17 persen), penduduk asli Hawaii (7 persen), orang Jepang-Amerika (29 persen), orang Latin (22 persen), dan kulit putih (25 persen), yang berusia 45 tahun sampai 75 tahun saat perekrutan penelitian. Responden diminta menjawab kuesioner tentang diet, gaya hidup, dan riwayat kesehatan keluarga dan pribadi.
Responden melaporkan kebiasaan minum kopi mereka dan memperbaruinya setiap lima tahun sekali. Responden memilih satu dari sembilan kotak yang dengan tulisan yang berkisar dari ”tidak pernah atau hampir tidak pernah” menjadi ”empat cangkir atau lebih setiap hari”. Mereka juga melaporkan apakah mereka minum kopi berkafein atau kopi tanpa kafein. Rata-rata masa tindak lanjut kegiatan responden ini adalah 16 tahun.
Sebanyak 16 persen peserta melaporkan bahwa mereka tidak minum kopi, 31 persen meminum 1 cangkir per hari, 25 persen meminum 2-3 cangkir per hari, dan 7 persen meminum 4 cangkir atau lebih cangkir per hari. Sisanya 21 persen memiliki kebiasaan konsumsi kopi tidak teratur.
Selama penelitian, 58.397 peserta—sekitar 31 persen—meninggal dunia. Penyakit kardiovaskular (36 persen) dan kanker (31 persen) adalah pembunuh utama.
”Kematian yang lebih rendah terlihat (dari penelitian ini), terlepas apakah orang minum kopi biasa atau kopi tanpa kafein. Hal itu menunjukkan (kematian yang lebih rendah) itu tidak terikat dengan kafein,”kata Veronica, yang juga minum kopi 1-2 cangkir sehari.
Kopi mendapatkan kembali kehormatannya sebagai minuman yang memiliki manfaat kesehatan. Setelah 25 tahun melabeli kopi sebuah karsinogen yang terkait dengan kanker kandung kemih, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 mengumumkan bahwa minum kopi mengurangi risiko kanker hati dan kanker rahim.
Menurut data Asosiasi Kopi Nasional AS, pada 2017 sekitar 62 persen orang AS minum kopi setiap hari, meningkat 5 persen dari tahun 2016.
”Kopi mengandung banyak antioksidan dan senyawa fenolik yang berperan penting dalam pencegahan kanker,” kata Veronica. Meski penelitian ini tidak menunjukkan sebab akibat atau menunjukkan bahan kimia apa di kopi mungkin memiliki efek obat mujarab ini, jelas bahwa kopi dapat dimasukkan ke dalam pola makan dan gaya hidup yang sehat.