Jangan Lupa, Festival Tanah Lot, Bali Digelar Sampai Minggu
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·2 menit baca
TABANAN, KOMPAS -- Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali, bersama pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot menggelar acara budaya bertajuk “Tanah Lot Kreatifood and Art Festival 2017” mulai Jumat (7/7/2017) hingga Minggu (9/7/2017). Festival budaya yang juga mengangkat keberagaman kuliner lokal itu diharapkan memperkuat citra daerah tujuan pariwisata di Tabanan.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, festival menjadi pesta seni dan budaya masyarakat juga menjadi ajang mengenalkan beraneka macam makanan lokal sebagai pelengkap destinasi. “Festival ini menjadi pencitraan untuk destinasi di Tabanan,” kata Eka, Jumat kemarin.
Tanah Lot yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Denpasar, Bali. Keindahan panorama pantai dengan bangunan pura dan pemandangan senja ketika matahari tenggelam menjadi daya tarik Tanah Lot.
Pembukaan festival di Tanah Lot kemarin dimeriahkan dengan sejumlah atraksi seni di antaranya Barong ngelawang (pergelaran tari barong berkeliling), parade gebogan (sesembahan buah bertingkat), dan pergelaran Okokan (alat musik dari kayu yang dilubangi).
Wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot juga dapat mencoba beragam makanan dan minuman, misalnya, lawar (campuran sayur dan daging cincang), betutu (daging bebek atau ayam berbumbu rempah-rempah), dan ikan bakar.
10.000 Wisatawan Per Hari
Pengelola DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan ke Tanah Lot menembus 3,5 juta orang pada 2016. “Jumlah pengunjung dapat mencapai 10.000 orang setiap harinya,” kata Toya kemarin.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, festival memiliki banyak fungsi termasuk mengenalkan nilai budaya dan lingkungan. Festival menjadi upaya meningkatkan partisipasi masyarakat lokal sehingga membuat ekonomi lokal bergerak.
“Dengan semakin banyaknya festival maka pencitraan akan kuat,” kata Pitana, ketika ditemui di Tanah Lot, Tabanan.
Pitana mengapresiasi Pemkab Tabanan yang mengangkat kuliner lokal Tabanan dalam festival Tanah Lot tersebut. Menurut Pitana, kuliner bukan atraksi utama dalam industri pariwisata namun menjadi bagian integral dalam industri pariwisata. “Sekitar 18 persen dari total pengeluaran wisatawan untuk makanan,” kata Pitana.
Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri Badan Ekonomi Kreatif Sappe M Sirait juga memberikan apresiasi positif atas penyelenggaraan festival dengan menampilkan beraneka jenis kuliner khas daerah Tabanan.
Sirait mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan ragam cita rasa dalam kuliner nusantara. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), menurut Sirait, sedang mengenalkan kuliner Indonesia ke manca negara. “Kuliner akan melengkapi destinasi,” kata Sirait.