Rute Diperpendek, KA Krakatau Berganti Nama Jadi KA Singasari
Oleh
·2 menit baca
Jakarta, Kompas
Mulai 17 Juli 2017, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan kebijakan perubahan nama dan rute KA Krakatau rute Merak-Blitar menjadi KA Singasari dengan rute Pasar Senen-Blitar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengefisienkan rute dan okupansi penumpang KA di jalur tersebut.
”Salah satu faktor berubahnya nama dan relasi KA Krakatau menjadi KA Singasari adalah okupansi KA Krakatau untuk rute Merak-Rangkasbitung-Tanah Abang ataupun sebaliknya yang rata-rata di bawah 30 persen,” kata Vice President Public Relations PT KAI Agus Komarudin, Kamis (6/7), dalam keterangan pers.
Meski terjadi perubahan pada nama menjadi KA Singasari, Agus memastikan bahwa KA itu mengadopsi semua fasilitas KA Krakatau.
KA Singasari berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 12.25 dan tiba di Stasiun Blitar pukul 03.20. KA Singasari bertolak dari Stasiun Blitar pukul 06.40 dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 22.33. Tiket KA Singasari bisa dipesan dari semua jalur resmi penjualan tiket KA.
KA lokal dan KRL
Agus mengatakan, masyarakat yang biasa menggunakan KA Krakatau rute Merak-Tanah Abang-Pasar Senen bisa menggunakan KA pengganti, yakni KA lokal rute Merak-Rangkasibitung, dilanjutkan dengan kereta rel listrik (KRL) Rangkasbitung hingga Tanah Abang ataupun stasiun lain yang dilayani KRL.
Saat ini, jumlah perjalanan KA lokal dari Merak menuju Rangkasbitung sebanyak 12 perjalanan. Adapun jumlah perjalanan KRL dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang mencapai 36 perjalanan.
”Masyarakat di wilayah Banten lebih ekonomis menuju Jakarta dan sebaliknya menggunakan KA lokal plus KRL. Tarifnya lebih murah dibandingkan jika menggunakan KA Krakatau. Tarif KA lokal dari Merak ke Rangkasbitung Rp 3.000 dan tarif KRL dari Rangkasbitung ke Tanah Abang lebih kurang Rp 8.000. Kalau KA Krakatau tarifnya Rp 50.000,” kata Agus.
PT KAI mengimbau kepada calon pengguna KA untuk melakukan pemesanan atau pembelian tiket KA di jalur resmi dan menghindari transaksi dengan perorangan, termasuk mereka yang mengatasnamakan petugas PT KAI. Sebab, akhir-akhir ini telah ditemukan oknum calo yang mengatasnamakan instansi tertentu dan penemuan beragam tiket palsu. (ART)