SEMARANG, KOMPAS — Proyek pengembangan Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, dipercepat dari 18 bulan menjadi 8 bulan. Dengan bangunan baru yang luasnya 10 kali lipat dari bangunan lama, bandara ditargetkan dapat beroperasi selambatnya Maret 2018.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Ahmad Yani Semarang Maryanto di Semarang, Jumat (30/6) mengatakan, percepatan dilakukan setelah Presiden Joko Widodo menginstruksikan pembangunan infrastruktur bandara dapat berjalan cepat.
Untuk itu, proyek yang terdiri atas empat paket pembangunan tersebut akan dilakukan secara simultan. ”Semua akan dikerjakan bersamaan. Upaya yang dilakukan dengan menambah tenaga kerja agar semua bagian dapat dikerjakan bersamaan, tidak satu per satu,” kata Maryanto.
Saat dibuka pada Maret 2018, kata Maryanto, bandara akan beroperasi dengan persyaratan minimum. Misalnya, hanya menggunakan satu lantai meski idealnya ruang tunggu berada di lantai dua. Namun, kebutuhan utama, seperti area check-in, titik pemeriksaan keamanan, dan ruang tunggu keberangkatan, dipastikan sudah tersedia.
Maryanto optimistis, dengan segala upaya percepatan, bandara baru dapat beroperasi sesuai target, yakni Maret 2017. ”Yang paling rumit adalah terminal, tetapi PT Waskita Karya (pelaksana proyek) sudah bekerja sejak Mei. Percepatan dimulai setelah Lebaran,” ujarnya.
Adapun bangunan baru Bandara Ahmad Yani nantinya akan menampung 6 juta-7 juta penumpang per tahun atau sekitar delapan kali lebih banyak dari bangunan lama yang menampung 800.000 penumpang per tahun. Total biaya yang diperlukan sekitar Rp 2 triliun.
Persyaratan minimum
Manajer Teknik Proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang I Ketut Aryana menuturkan, secara keseluruhan progres telah mencapai 20 persen. Namun, progres pada masing-masing paket berbeda.
Pada paket I berupa pembangunan jalan masuk bandara telah mencapai 87 persen. Paket II berupa parkir pesawat (apron) dan landas hubung (taxiway) sudah sepenuhnya selesai atau 100 persen. Adapun paket III, yakni pembangunan terminal, di bawah 1 persen. Sementara paket IV berupa bangunan pendukung baru masuk tahap penawaran lelang. Pekerjaan tersebut diperkirakan dimulai Agustus 2017.
Khusus pembangunan terminal, pemasangan tiang pancang sempat tertunda pada masa Lebaran. ”Salah satu upaya percepatan dengan menggenjot pemasangan tiang pancang pada bulan puasa. Pemancangan terakhir pada 24 Juli. Sempat diselingi Lebaran, pemancangan dimulai kembali 27 Juli,” kata Ketut.
Menurut Ketut, target dioperasikannya bandara baru pada Maret 2017 telah didiskusikan. ”Maret 2018 bukan berarti selesai semua, tetapi area-area utama diprioritaskan. Itu termasuk untuk penerbangan internasional. Kantor imigrasi juga kantor-kantor maskapai harus diselesaikan,” katanya.
Ketut menambahkan, kendala yang mungkin menghambat adalah cuaca buruk. Namun, sejauh ini, belum ada kendala berarti sehingga pihaknya optimistis pembangunan bandara baru dengan persyaratan minimum dapat selesai tepat waktu.