YOGYAKARTA, KOMPAS — Kegembiraan dan keguyuban masyarakat menyambut Idul Fitri terlihat di Kota Yogyakarta. Ratusan warga dari segala usia dan latar belakang melebur dalam tradisi Grebeg Syawal, Senin (26/6), di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta.
Grebeg Syawal merupakan puncak perayaan Idul Fitri yang telah menjadi tradisi tahunan Keraton Yogyakarta. Dalam tradisi ini, warga memperebutkan gunungan berisi hasil bumi dan penganan tradisional yang disiapkan keraton sebagai simbol pemberian sedekah dari Raja Keraton Yogyakarta kepada rakyatnya. Warga meyakini seluruh isi gunungan mengandung berkah untuk kehidupan.
”Sudah dari lima tahun lalu saya selalu menghadiri Grebeg Syawal. Setiap tahun selalu ikut rebutan gunungan buat ngalap berkah,” ujar Nurcahyo (41), warga Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta.
Selain Nurcahyo, sejak pukul 09.00, ratusan warga lainnya sudah memenuhi Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, menanti gunungan keluar dari dalam keraton. Baru sekitar pukul 10.50, gerbang keraton yang berhadapan langsung dengan Alun-alun Utara dibuka. Tujuh gunungan setinggi sekitar 2 meter melintasi kerumunan warga.
Sebanyak lima gunungan berisi kacang panjang, cabai merah, tiwul, dan lain sebagainya dikawal prajurit keraton menuju Masjid Gede Kauman di sisi barat Alun-alun Utara. Sementara dua gunungan masing-masing diboyong menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan yang menjadi kantor Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.
Puncak grebeg terjadi saat warga memperebutkan gunungan yang juga berisi penganan tradisional, seperti apem, kue ketan, dan tiwul. Saat azan Dzuhur berkumandang sekitar pukul 12.45, seluruh isi gunungan hingga bagian kerangka bambu beserta tali pengikatnya sudah tandas dipereteli warga.
Masyarakat yang menyemarakkan tradisi Grebeg Syawal ini rupanya bukan hanya penduduk Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Wisatawan dari sejumlah provinsi, mulai dari Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Bali, turut datang dan ikut berebut isi gunungan.
Made Wiasa (36), wisatawan lokal asal Kabupaten Jembrana, Bali, mengatakan baru mengetahui adanya tradisi Grebeg Syawal yang setiap tahun dilakukan Keraton Yogyakarta. Dia turut berebut isi gunungan dan berhasil mendapatkan dua batang kacang panjang.
Menurut Wiasa, ritual serupa dengan memperebutkan gunungan berisi hasil bumi juga terdapat di sejumlah pura di Bali. ”Kalau di Bali namanya Ngenteg Linggih. Saya baru tahu kalau di Yogyakarta saat Idul Fitri juga punya tradisi serupa,” ujarnya.