Tak ada permasalahan signifikan terkait kerja sama patroli maritim Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Oleh
Edna Caroline Pattisina
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, tidak ada permasalahan signifikan terkait peluncuran kerja sama patroli maritim antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina di Laut Sulu. ”Ini merupakan patroli terkoordinasi sehingga tetap berada di wilayah masing-masing,” tuturnya, Kamis (22/6) lalu, seusai pelepasan mudik gratis TNI AL di Cilangkap, Jakarta.
Menurut Ade, Indonesia, Filipina, dan Malaysia sering melakukan latihan maritim bersama. Karena itu, secara teknis, tidak ada banyak masalah terkait dengan komunikasi. ”Semua pihak memakai protokol komunikasi standar Angkatan Laut, tinggal diatur saja frekuensi bersama,” tuturnya.
Ade menjelaskan, dalam peluncuran pusat koordinasi maritim di masing-masing negara awal pekan ini, secara teknis, berarti dimulai upaya berbagai informasi. Keberadaan pusat koordinasi maritim bertujuan mendukung pertukaran informasi dan penyusunan langkah tindak lanjutnya. Selain itu, tiga negara tersebut terus-menerus memperbarui informasi sehingga semua pihak mendapat perkembangan terbaru.
Pusat koordinasi maritim juga telah memiliki urut-urutan bagaimana keputusan diambil. Demikian juga dengan dislokasi pasukan. ”Selain patroli terkoordinasi, disepakati pula, kalau ada bahaya, bisa dilakukan pengejaran ke wilayah negara lain setelah meminta izin ke negara yang bersangkutan atau hot pursuit,” kata Ade.
Ia mengatakan, kendala bahasa bisa diatasi karena ketiganya menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, sudah ada publikasi-publikasi tentang langkah-langkah taktis operasi militer.
Publikasi ini digunakan bersama oleh angkatan laut ketiga negara. Menurut Ade, pihaknya selama ini akan terus memonitor kerja sama yang dilaksanakan. ”Kapal yang dipakai yang ada dulu, kalau nanti diperlukan bisa ditambah karena selama ini memang kami sudah patroli,” paparnya.
Sementara itu, Pangkalan TNI Angkatan Udara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, melalui perintah komando atas segera mengerahkan satu flight pesawat Boeing 737 Intai Strategis Skadron Udara 5 dan satu flight pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 untuk mendukung latihan patroli bersama tersebut. Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bowo Budiarto menegaskan, Lanud Sultan Hasanuddin siap mendukung latihan Trilateral Maritim Patrol dengan mengerahkan dua flight pesawat, masing masing satu flight pesawat Boeing 737 Intai Strategis Skadron Udara 5 dan satu flight pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 Skadron Udara 11 wing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin.
Bowo juga mengatakan, hingga saat ini, kerja sama latihan patroli berjalan dengan aman dan lancar. Harapannya, kerja sama patroli ini bisa meningkatkan hubungan kerja sama militer sekaligus menekan maraknya kejahatan di sekitar perairan batas wilayah ketiga negara.