PALEMBANG, KOMPAS — Jalan Tol Trans-Sumatera Ruas Palembang-Indralaya Kilometer 1+350 akses Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ambles sepanjang kurang lebih 30 meter pada hari Sabtu (17/6) sekitar pukul 13.30. Akibat peristiwa ini, jalan tersebut tidak bisa digunakan.
Saat ini, kontraktor dari PT Hutama Karya (Persero) terus melakukan berbagai upaya perbaikan agar bisa digunakan secepatnya, terutama jelang masa uji coba pengoperasian untuk arus mudik Lebaran mulai Senin (19/6) ini.
Pemimpin Proyek Tol Trans-Sumatera Ruas Palembang-Indralaya Hasan Turcahyo ketika meninjau lokasi jalan yang ambles, Sabtu (17/6) malam, mengatakan, jalan tersebut ambles tiba-tiba pada pukul 13.30. Tanah pengeras jalan itu bergeser ke arah kiri atau ke arah kawasan rawa yang berada di sisi sebelah kirinya.
”Jalan ini ambles tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda sebelumnya,” ujar Hasan.
Hasan mengatakan, peristiwa ini terjadi akibat sistem vakum udara dan air yang dilakukan untuk pengerasan tanah Jalan Tol Palembang-Indralaya tidak bisa dilakukan di Kilometer 1+350 akses Pemulutan.
Di atas wilayah ini, ada kabel saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) dengan ketinggian kurang lebih 12 meter. Hal ini membuat kontraktor tidak bisa memasukkan tiang vertikal yang digunakan untuk melakukan proses vakum pada tanah di wilayah tersebut.
”Kami tidak bisa mengerjakan sistem vakum di wilayah ini selama kabel sutet masih ada di atasnya. Agar proyek tetap berjalan, kami akhirnya melakukan pengerasan secara normal di wilayah tersebut. Kami telah memprediksi pasti ada penurunan tanah di wilayah itu. Namun, kami tidak mengira penurunan tanahnya sedrastis ini,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Kompas, jalan tol di Kilometer 1+350 mengalami retak-retak dan sebagian besar ambles ke sisi kiri jalan. Kondisinya seperti jalan yang rusak akibat gempa. Tak hanya membuat jalan rusak parah, peristiwa ini juga membuat sejumlah fasilitas pendukung jalan rusak, seperti tembok pembatas antarlajur dan pagar pembatas jalan dan tanah rawa di pinggirnya.
Menurut Hasan, setelah peristiwa itu, pihaknya langsung menurunkan tim untuk melakukan perbaikan. Saat ini, tim fokus bekerja untuk membongkar jalan yang ambles tersebut. Setelah itu, mereka akan menimbun kembali jalan di wilayah tersebut. Nantinya, jalan itu akan diperkuat dengan dinding penahan di sisi sebelah kiri antara jalan dan tanah rawa.
”Proses perbaikan ini mungkin memakan waktu sekitar satu minggu. Namun, hal ini diyakini tidak akan mengganggu proses uji coba pengoperasian saat arus mudik Lebaran Senin ini,” katanya.
Jalan Tol Palembang-Indralaya sekitar 18 kilometer dari total 22 kilometer berada di atas tanah rawa dengan kedalaman tanah lunak mencapai 40 meter.
Kontraktor Hutama Karya memilih sistem vakum (vacuum consolidation method) untuk mengeraskan tanah itu. Cara kerjanya, ada sejumlah pompa yang akan menyedot udara dan air dalam tanah itu. Kemudian akan ada pengerasan dengan menggunakan material pasir ataupun tanah liat. Sistem ini dipilih karena murah dan cepat. Lewat sistem ini, tanah rawa itu bisa padat dalam waktu sekitar empat bulan.
Staf Geodesi Jalan Tol Palembang-Indralaya Muhammad Ashar menyampaikan, selain di Kilometer 1+35 akses Pemulutan, ada titik lain yang tidak dilakukan sistem vakum, antara lain di dekat pipa minyak dan gas. Hal itu dilakukan guna menghindari dampak kerusakan.
Adapun pihak kontraktor telah memahami konsekuensi tidak menggunakan vakum pada titik-titik itu. Hal ini akan membuat tanah di wilayah itu turun lebih cepat dibandingkan dengan wilayah yang divakum.
”Jika ada penurunan di wilayah yang tidak divakum, kami akan segera melakukan perawatan kembali. Hal ini dilakukan hingga tanah itu mencapai titik stabil. Namun, di Kilometer 1+35, kejadiannya di luar dugaan. Hingga kini, kami masih melakukan investigasi untuk dipelajari agar tidak terulang lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Pengembangan Jalan Tol Hutama Karya Rizal Sutjipto ketika konferensi pers di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (16/6), mengatakan, Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Palembang-Indralaya Seksi 1 sepanjang 7 kilometer akan mulai dioperasikan pada hari Senin (19/6).
Pengoperasian jalan tol ini untuk uji coba setelah dibangun sejak 2014 dan untuk para pemudik selama arus mudik sejak H-7 hingga arus balik sampai H+10 Lebaran. Pengoperasian jalan tol ini selama arus mudik dan arus balik Lebaran diharapkan bisa mengurangi kemacetan di Jalan Lintas Timur Sumatera di kawasan Palembang-Indralaya yang sering mengalami kemacetan.
”Saya jamin pengoperasian jalan tol ini saat arus mudik nanti tidak akan terganggu. Sebab, jalan yang benar-benar ambles hanya satu lajur sepanjang 30 meter di akses Pemulutan, sedangkan lajur satunya dan kawasan jalan yang lain baik-baik saja,” kata Hasan, menambahkan.