Tak kurang dari 1.200 orang mengikuti lari malam menyusuri gang-gang yang ada di kawasan Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/6), mulai pukul 20.00. Hampir semua warga setempat keluar dari rumah mereka dan duduk di beranda untuk menyapa sekaligus memberikan semangat kepada para pelari yang datang dari sejumlah wilayah di sekitar Surabaya, seperti Gresik, Sidoarjo, Bangkalan, dan Mojokerto.
”Mau jajal aja kawasan Dolly yang sekarang sudah rapi, gang sempit dan warganya semua keluar dari rumah. Nyaman betul lari di kawasan permukiman bekas lokalisasi sejak Juli 2014. Sepertinya tidak ada warga yang tak menunggu pelari di depan rumahnya,” ujar Wahyudi (46), karyawan swasta, yang tinggal di Mojokerto.
Kegiatan lari malam di Dolly, atau Dolly Night Fun Run 2017, merupakan rangkaian kegiatan Dolly Saiki Fest yang diadakan Komunitas Bicara Surabaya dan sudah berlangsung sejak awal Juni. Selain lari malam, ada pula kegiatan pasar murah, bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Dolly. Pasar murah diikuti oleh seluruh warga Dolly dengan menjual produk mereka, antara lain batik, sablon, alas kaki, telur asin, dan tempe.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kian gencar menggerakkan ekonomi warga setempat. Caranya dengan membeli 11 bekas wisma untuk dipakai sebagai tempat belajar, bengkel usaha, serta tempat pameran bagi warga. Di bekas wisma Barbara, yang berlantai enam, sekarang menjadi pusat pelatihan kegiatan ekonomi warga setempat. Menurut Camat Sawahan Yunus, sudah ada 11 bekas wisma yang dibeli pemkot. Ada 17 unit wisma lainnya yang sedang dalam proses pembelian.
Maka, ketika lari malam digelar, rutenya menyusuri dari satu gang ke gang lain yang meliputi 11 rukung warga. ”Cara ini untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa Dolly sudah bertransformasi. Semakin banyak kegiatan ekonomi warga, maka otomatis pengunjung kian berminat datang ke kawasan Dolly,” kata Yunus.
Lari malam tersebut juga mendapat dukungan dari Polrestabes Surabaya, Kejari Surabaya, dan Pemkot Surabaya. Warga setempat juga kian sumringah dengan menggeliatnya kembali kehidupan mereka.
Dolly, menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, terus dikembangkan, dengan memberi pelatihan, dan dijadikan tempat produksi serta pemasaran. Dengan demikian, wilayah itu harus terus bersolek agar menjadi pusat ekonomi kreatif sehingga ekonomi warga juga terangkat.