Teluk Lamong Dinilai Lebih Bagus daripada New Priok
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Proses pembangunan, pendanaan, dan hasil dari fasilitas di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, dinilai lebih bagus daripada Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok atau New Priok Container Terminal, Jakarta. Setidaknya, itulah penilaian Panitia Khusus Angket Pelindo II setelah mengunjungi Teluk Lamong, Kamis (15/6) lalu.
Kami akan terus ungkap dan menyampaikan ke KPK temuan kami, temasuk perbandingan New Priok dengan Teluk Lamong.
Ketua Pansus Angket Pelindo II DPR Rieke Diah Pitaloka menjelaskan kedua proyek sama-sama didanai surat utang bervaluta asing (global bond). Setelah diperbandingkan, pembangunan Teluk Lamong tahap I dan II hanya menghabiskan Rp 5 triliun, sementara tahap 1 saja di New Priok mencapai Rp 11 triliun.
Teluk Lamong tanpa konsultan asing, tetapi peralatannya kini lebih canggih daripada New Priok. ”Yang lebih penting lagi, meskipun sama-sama didanai global bond, beban bunga di Teluk Lamong hanya 4,75 persen atau Rp 292 miliar per tahun. Sementara New Priok bunganya sekitar 10 persen sehingga beban bunga utang mencapai Rp 1,2 triliun,” tutur Rieke.
Pansus akan memperdalam temuan itu sebagai proses pansus tahap kedua dan dilanjutkan dalam persidangan. Hasil temuan Pansus akan diserahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sementara ini BPK sudah mengeluarkan hasil pemeriksaan tentang indikasi kerugian negara sebesar 306 juta dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 4,08 triliun dalam kasus di Pelindo II. Sebelumnya potensi kerugian diperkirakan bisa mencapai Rp 36 triliun dari proyek New Priok.
Indikasi kerugian itu ditemukan pada perpanjangan kontrak kerja sama pengelolaan dan pengoperasian pelabuhan PT Jakarta International Container Terminal antara PT Pelindo II dan PT Hutchinson Port Holding. ”Kami akan terus ungkap dan menyampaikan ke KPK temuan kami, temasuk perbandingan New Priok dengan Teluk Lamong,” papar Rieke.
Direktur Utama PT Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra akan menjadikan masukan Pansus itu sebagai bahan evaluasi agar kinerja Pelindo III dan anak usahanya makin lebih baik. Menurut dia, kinerja Terminal Teluk Lamong sudah menguntungkan, dilengkapi dengan fasilitas peti kemas berkapasitas 1,56 juta ton per tahun dan curah kering 9,07 juta ton per tahun.
Direktur Keuangan Sumber Daya Manusia dan Umum PT Terminal Teluk Lamong Eko Harijadi Budijanto menambahkan, secara finansial kinerja perusahan juga bagus. Pada 2016, laba usaha mencapai Rp 16,41 miliar dengan membukukan pendapatan Rp 219,97 miliar. Tahun ini hingga Mei pendapatan usaha mencapai Rp 127 miliar dengan laba sementara Rp 37,45 miliar.