BUKITTINGGI, KOMPAS – Aktivitas Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengalami penurunan dalam tiga hari terakhir. Hal itu terlihat dari tidak adanya erupsi seperti yang terjadi sejak Minggu (4/6) hingga Kamis (8/6) lalu. Meskipun demikian, ancaman lahar hujan berpotensi terjadi.
Menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Hartanto Prawiro, di Bukittinggi, saat dihubungi dari Padang, Senin (12/6), lahar hujan berpotensi terjadi karena masih ada tumpukan material letusan di hulu sungai yang berada di puncak Marapi sebelah timur.
”Sungai tersebut hilirnya ke dua kecamatan di sebelah timur Marapi, yakni Kecamatan Sungai Tarab dan Kecamatan Salimpaung. Jika terjadi lahar hujan, kedua kecamatan itu bisa terdampak,” ujar Hartanto.
Material letusan itu terbentuk dari erupsi Marapi yang mulai terjadi sejak Minggu (4/6) hingga Kamis (8/6) lalu. Selama periode itu, total terjadi lebih dari 90 kali erupsi. Erupasi pertama yang terjadi hari Minggu mengakibatkan hujan abu di wilayah Kecamatan Salimpaung. Erupsi juga sempat membuat sejumlah pendaki hilang selama beberapa hari.
Hartanto mengatakan, lahar hujan berpotensi terjadi hanya jika Marapi dilanda hujan dengan intensitas tinggi atau dalam seminggu terjadi hujan. ”Oleh karena itu, kami mengimbau agar sebaiknya tidak ada masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai di dua kecamatan itu ketika hujan deras,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Hartanto, sebaiknya tidak mendirikan rumah atau bangunan di bantaran sungai karena peluang terkena banjir lahar dingin cukup besar.
Koordinasi dengan BMKG
Terkait kondisi cuaca di Marapi, Hartanto mengatakan, ada baiknya pihak-pihak terkait tetap berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bandara Internasional Minangkabau Budi Samiaji mengatakan, wilayah Kabupaten Tanah Datar berpotensi hujan terutama pada pertengahan Juni ini.
Untuk mengantisipasi potensi lahar hujan di Kecamatan Sungai Tarab dan Salimpauang, yang berpenduduk lebih dari 50.000 jiwa, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah Datar Indra Kesuma mengatakan, pemerintah kabupaten sudah berkoordinasi dengan camat dan wali nagari.
”Kami berharap banjir lahar tidak sampai terjadi. Tetapi, untuk antisipasi, kami sudah meminta mereka mengingatkan warga adanya potensi lahar hujan ini. Warga diminta tidak beraktivitas di sekitar sungai, terutama saat hujan lebat,” ujar Indra.