Megawati Resmikan Patung Bung Karno Putra Sang Fajar
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Presiden kelima Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Selasa (6/6) pagi, meresmikan patung Bung Karno Putra Sang Fajar di Blitar, Jawa Timur. Patung perunggu itu berketinggian 9 meter dengan ketebalan 1 sentimeter dan berat 5 ton.
Disaksikan para kader PDI-P dan forum pimpinan daerah setempat, Megawati membuka selubung kain berwarna merah yang sebelumnya menyelubungi patung di simpang tiga Jalan Sudanco Supriadi dan Imam Bonjol. Ini adalah patung Bung Karno kelima di Kota Blitar.
Dalam sambutannya, Megawati mengatakan, sebagai anak Bung Karno dirinya merasa berbahagia. Pada masa awal kemerdekaan, Bung Karno adalah seorang presiden. Namun, karena peristiwa kelam, Bung Karno diturunkan dari posisinya.
”Sejak saat itu pemerintah yang ada membuat desukarnoisasi. Apa saja yang menyangkut pemikiran beliau, baik fisik maupun pemikiran, coba dihilangkan. Makanya, saya katakan itu peristiwa kelam bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Sejak saat itu, kata Megawati, Indonesia seolah menjadi bangsa yang tidak mempunyai arah. Sampai akhirnya—dalam realitas politik selalu ada adagium—kebenaran selalu muncul dan tidak dapat diselewengkan.
”Setelah peristiwa 1965, rakyat dibuat takut. Maksudnya, jelas supaya kita menjadi bangsa yang kecil, yang tidak punya prinsip, yang arah pemikirannya tidak jelas. Kalau bukan karena pemikiran Bung Karno, kita belum tentu merdeka,” katanya.
Megawati yakin Bung Karno adalah proklamator, bukan pengkhianat seperti yang dituduhkan selama ini. Bung Karno, oleh MPR, waktu itu dijadikan presiden seumur hidup. Panglima tertinggi ABRI. ”Namun, ini karena politik, dibilang bahwa dia (Bung Karno) akan mengambil kekuasaan dari pemerintah yang sah,” kata Megawati.
Kini, menurut Megawati, Bung Karno mulai banyak diingat kembali. Di banyak daerah sekarang bermunculan orang-orang yang senang dengan Bung Karno. Buku-buku tentang Bung Karno dicari. ”Mulai kelihatan bahwa Bung Karno mulai dicari kembali oleh masyarakat,” kata Megawati yang berpendapat bahwa pemikiran Bung Karno, yakni Pancasila, saat ini harus masuk dalam kurikulum sekolah.
Patung Bung Karno itu dibangun selama delapan bulan menggunakan dana APBD Kota Blitar 2014-2015 sebesar Rp 1,9 miliar.