HANOI, KOMPAS — Kerja sama perdagangan negara-negara di kawasan Asia Pasifik atau APEC dinilai telah membuahkan hasil. Sejak berdiri 1989, APEC dinilai telah berkontribusi positif sebagai pendorong ekonomi sekaligus mesin pertumbuhan kawasan.
Akan tetapi, negara anggota dan kawasan kini menghadapi tantangan di tengah situasi perdagangan dunia yang berubah. Hal ini mendasari tema-tema pembahasan dalam pertemuan menteri-menteri perdagangan APEC ke-23 yang digelar dua hari hingga Minggu (21/5) ini.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dalam pembukaan pertemuan menteri perdagangan APEC di Hanoi, Vietnam, Sabtu, menyebutkan, negara-negara APEC berkontribusi terhadap 49 persen dari total perdagangan dan menyumbang 60 persen produk domestik bruto dunia. Pesatnya penguasaan pasar tersebut merupakan dampak dari pemangkasan tarif ekspor impor di Asia Pasifik dari 11 persen tahun 1996 menjadi 5,5 persen tahun 2016.
Selain itu, standar pendapatan dan taraf hidup juga meningkat di kawasan Asia Pasifik. Hasil ini menjadi bukti bagi keberhasilan usaha kawasan dalam liberalisasi perdagangan, fasilitasi perdagangan dan investasi, serta stabilitas regional, pembangunan, dan kemakmuran.
Akan tetapi, kerja sama tetap perlu ditingkatkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini, kata Nguyen Xuan Phuc, kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, reformasi kelembagaan, peningkatan koneksivitas dan rantai pasok barang jasa telah berjalan dengan baik. ”Kita perlu memperluas kerja sama ke wilayah lain untuk memastikan peningkatan dan pembangunan untuk semua,” ujarnya.
Menteri perdagangan negara-negara anggota APEC memulai pertemuan tahunan ke-23 selama dua hari di Hanoi, Vietnam, sejak Sabtu, di tengah kecenderungan proteksionisme di beberapa negara maju. Para anggota ekonomi APCE berupaya mencari strategi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, kelancaran perdagangan, dan investasi di kawasan.
Vietnam menjadi tuan rumah pada pertemuan APEC tahun ini. Tema yang diangkat ”Creating New Dynamism, Fostering a Shared Future” dengan prioritas pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, inklusif dan inovatif, integrasi ekonomi regional, penguatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta peningkatan pangan dan pertanian yang berkelanjutan.
Hadir dalam pertemuan ini, di antaranya Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita. Sederet pertemuan mengawali pertemuan hari ini, antara lain pertemuan teknis perdagangan dan investasi serta pertemuan pejabat senior APEC.
Pertemuan yang berakhir Minggu siang ini juga membahas upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang merata, rantai pasok global, konektivitas dan infrastruktur, termasuk peningkatan daya saing UMKM.