LONDON, SELASA — Serangan global virus ramsonware mengganggu banyak pabrik, rumah sakit, toko, bahkan sekolah. Akan tetapi, situasi tersebut dimanfaatkan para investor untuk berburu saham yang diuntungkan dari serangan virus siber. Serangan siber ini membuat perusahaan dan pemerintah meningkatkan belanja keamanan siber.
Serangan siber global mulai menyebar pada Jumat akhir pekan lalu dan pada Senin (15/5) kemarin. Sekitar 300.000 komputer di 150 negara sudah terserang virus tersebut.
“Serangan ini membantu para ahli teknologi di sejumlah perusahaan untuk meningkatkan protokol keamanan mereka sehingga terlihat belanja keamanan siber meningkat,” kata Neil Campling, Kepala Riset Teknologi di Nothern Trust.
Investor melihat serangan tersebut sebagai kesempatan untuk membeli saham-saham penyedia keamanan siber. Mereka tidak melihat serangan ini sebagai ketakutan. Indeks Pan European Stoxx ditutup naik, juga indeks utama di Wall Street.
Di London, saham penyedia keamanan komputasi awal Sophos naik lebih dari 7 persen dan mencapai rekor tertingginya.
Sementara saham NCC Group yang juga menyediakan keamanan siber naik 2,7 persen. Di AS, saham perusahaan penyedia keamanan siber FireEyw naik 8 persen, Symantec dan Palo Alto Networks naik sekitar 3 persen.
Menurut riset dari para analis di Wedbush, serangan ini akan membuat fokus para pelaku industri TI untuk memperbarui infrastruktur dan prosedur keamanan mereka. Proofpoint dan Splunk merupakan saham yang dapat diperhatikan karena mengambil keuntungan dari kejadian ini. Saham Proofpoint naik 7,5 persen.
Belanja keamanan siber di perusahaan diperkirakan naik 10 persen di Inggris dan Eropa pada tahun 2020 menurut Brian Lord, direktur pelaksana pada perusahaan keamanan siber PGI. Sistem teknologi yang sudah ketinggalan zaman perlu diperbarui lagi.(Reuters/KSP)