Penantang Boeing 737 dan Airbus 320 dari China Sukses Terbang Perdana
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
SHANGHAI, JUMAT — China kembali menorehkan tonggak sejarah baru dalam perkembangan teknologi. Jumat (5/5) sore, pesawat penumpang bermesin jet ganda buatan China, Comac C919, sukses melakukan terbang perdana. Pesawat ini dirancang untuk menjadi rival pesawat penumpang Boeing B737 MAX dan Airbus A320neo.
Surat kabar berbahasa Inggris di China, Global Times, memaparkan, pesawat C919 tinggal landas dari Bandar Udara Pudong di Shanghai, Jumat, pukul 14.00 waktu setempat. Pesawat berwarna putih, biru, dan hijau dengan tulisan C919 di sayap tegaknya itu kemudian mengudara selama 79 menit pada ketinggian sekitar 3.000 meter di atas kawasan Nantong, sekitar 128 kilometer sebelah barat laut Shanghai. Dari samping, pesawat ini mirip dengan Airbus A320.
Pesawat yang membawa lima awak tersebut mendarat kembali pada pukul 15.19 dan langsung disambut meriah oleh sekitar 1.000 tamu undangan di landasan, termasuk Wakil Perdana Menteri Cina Ma Kai.
“Makna (penerbangan perdana) ini sangat besar. Ini adalah pesawat berangka besar pertama yang dibuat di China. Ini membawa efek besar bagi rakyat China dan pasar dalam negeri,” kata Xiong Yuezi, pakar desain pesawat dari Universitas Beihang, Beijing, kepada kantor berita Reuters sebelum pesawat tinggal landas.
Ambisi teknologi
C919 dibuat oleh perusahaan negara Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) sebagai bagian dari ambisi negeri itu untuk menguasai industri berteknologi tinggi. Pesawat yang terbang perdana ini dirancang memiliki kapasitas 158-168 tempat duduk dan direncanakan mulai diserahkan kepada para pemesan pada 2020 mendatang.
Program C919 ini dicanangkan sejak 2008 dan pembuatan purwarupa pertama pesawat tersebut dimulai pada 2011. Pesawat pertama diperkenalkan kepada publik pada upacara roll-out pada November 2015. Roll out dan uji terbang perdana ini sempat mengalami beberapa penundaan sampai akhirnya berhasil dilakukan kemarin.
Global Times menyajikan infografis yang menampilkan perbandingan C919 ini dengan Airbus A320neo yang terbang perdana pada 2014 dan Boeing B737 MAX8 yang terbang perdana pada 2016. C919 disebut memiliki jarak jelajah maksimum 5.555 kilometer dan bobot tinggal landas maksimum (MTOW) 77.300 kilogram.
Pesawat ini dipasangi dua mesin turbofan CFM LEAP-1C buatan perusahaan patungan AS-Perancis dan bisa terbang dengan kecepatan maksimum Mach 0,82 dengan ketinggian maksimum 12.100 meter. Pesawat memiliki panjang 38,9 meter; bentang sayap 33,6 meter, dan tinggi 12 meter.
Pesawat juga telah mengaplikasikan teknologi fly-by-wire dan dari video penerbangan perdana yang diunggah di YouTube, terlihat kokpit pesawat ini telah menggunakan teknologi glass-cockpit dan tongkat kendali joystick yang lazim ditemui pada pesawat-pesawat penumpang Airbus terbaru.
Selain dengan CFM, COMAC juga menggandeng sejumlah nama yang tak asing lagi di dunia industri dirgantara, seperti Honeywell, Rockwell Collins Inc, UTC Aerospace System, Goodrich, Michelin, dan Parker-Hannifin Corp. Zhou Guirong kepada Global Times mengatakan, konten lokal C919 bisa mencapai lebih dari 50 persen, yang berarti lebih dari separuh komponen pesawat akan diproduksi perusahaan domestik China atau joint-venture antara perusahaan China dan asing.
COMAC menyebut sebanyak 23 perusahaan telah memesan total 570 pesawat C919. Pesawat produksi pertama akan diserahkan kepada China Eastern Airlines sebagai launch customer pesawat ini. Saat ini setelah menjalani terbang perdana, pesawat itu akan menjalani proses panjang sertifikasi kelaikan terbang dari sejumlah lembaga domestik dan internasional.