JAKARTA, KOMPAS — Investasi dan ekspor mengompensasi perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pemerintah pada triwulan pertama 2017. Investasi dan ekspor mampu menarik pertumbuhan ekonomi menjadi 5,02 persen.
”Pertumbuhan triwulan pertama 5,02 persen tersebut adalah capaian tertinggi pada periode yang sama sejak 2015. Kita berharap, ini akan terus meningkat pada triwulan-triwulan berikutnya,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Jumat (5/5).
Mengacu data BPS, perekonomian Indonesia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) pada triwulan I-2017 membukukan nilai Rp 3.227 triliun. Dengan demikian, pertumbuhan ekonominya 5,02 persen. Ini adalah pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada dua tahun sebelumnya, yakni 4,82 persen pada 2015 dan 4,92 persen pada 2016.
PDB berdasarkan pengeluaran dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor dikurangi impor. Secara tradisional, basis pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh PDB.
Pada triwulan I-2017, porsi konsumsi rumah tangga mencapai 56,94 persen terhadap PDB alias masih dominan. Meski demikian, pertumbuhannya sedikit melambat, dari 4,97 persen pada triwulan I-2016 menjadi 4,93 persen pada triwulan I-2017.
Konsumsi pemerintah yang porsinya 6,58 persen dari total PDB juga tumbuh melambat, dari 3,43 persen pada triwulan I-2016 jadi 2,71 persen pada triwulan I-2017. Belanja barang dan belanja pegawai masing-masing tumbuh 31 persen dan 0,87 persen.
Perlambatan pada kedua sumber pertumbuhan ekonomi tersebut terkompensasi dengan pertumbuhan investasi dan ekspor yang lebih tinggi dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu.
Investasi yang porsinya sebesar 31,56 persen terhadap PDB tumbuh 4,81 persen. Ini lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni 4,67 persen. Realisasi belanja modal pemerintah yang porsinya sekitar 10 persen dalam investasi tersebut tumbuh 15,75 persen.
Sementara ekspor mencatatkan pertumbuhan tertinggi. Pertumbuhan ekspor melonjak dari -3,29 persen pada triwulan I-2016 menjadi 8,04 persen pada triwulan I-2017. Ekspor barang tumbuh 8,13 persen dan ekspor jasa tumbuh 7,33 persen.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, A Tony Prasetiantono berpendapat, dunia, termasuk Indonesia, sudah mulai terlepas dari belenggu ketidakpastian. (LAS)