Bangsa Indonesia hari Selasa (2/5) lalu merayakan Hari Pendidikan Nasional. Surat kabar nasional pun merayakan hari besar nasional, yang dipelopori Ki Hadjar Dewantara itu, dengan menempatkan berita terkait pendidikan pada halaman mukanya, dengan pendekatan yang beragam. Memang tak semua Koran menempatkan berita terkait pendidikan itu sebagai berita utama.
Surat kabar Media Indonesia, Koran Sindo, dan Republika edisi Rabu (3/5) menempatkan berita terkait pendidikan itu sebagai berita utama, dengan sudut pandang yang beragam. Media Indonesia misalnya, mengaitkan pendidikan dengan radikalisme, dan mengangkat berita utama berjudul “Bersihkan Kampus dari Paham Radikalisme”. Republika menyoroti persoalan pendidikan secara umum, dengan headline di halaman mukanya, dengan judul “Wujudkan Pendidikan Merata Berkualitas”.
Koran Sindo membahas pendidikan dari sisi kesejahteraan pengajar di perguruan tinggi. Judul berita utama yang diangkat, adalah “Gaji Rektor Bisa Tembus Rp 100 Juta”. Berita yang dilengkapi grafis itu menunjukkan, gaji rektor universitas negeri di Amerika Serikat yang tertinggi, adalah Rektor Wilmington University, sekitar Rp 72,4 miliar per tahun. Di Indonesia, gaji rektor mengacu pada gaji dosen sesuai pangkat dan golongan, ditambah tunjangan. Namun, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memberikan keleluasaan pada perguruan tinggi negeri, termasuk memberikan gaji hingga Rp 100 juta per bulan kepada rektornya.
Koran nasional dari Surabaya, Jawa Pos menyambut Hari Pendidikan Nasional dengan menurunkan tulisan kolom dari pimpinannya, Azrul Ananda dengan judul “Hari Pendidikan (Bisnis) Ayrton Senna”. Rakyat Merdeka menurunkan berita berjudul “Hari Pendidikan Nasional: Delman & Angkot Masuk Istana”, yang disertai foto Presiden Joko Widodo mengendarai motor pustaka di halaman muka.
Sekalipun tidak menjadikannya sebagai berita utama, Kompas edisi Rabu (3/5) menempatkan dua berita di halaman depan, disertai foto proses belajar-mengajar di SDN 03 Nanga Dua, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang tak optimal, karena satu ruangan dipakai untuk du akelas. Pada serial (softnews), Kompas menurunkan laporan berjudul “Pendidikan: Terus Bergelut dengan Masalah Klasik”dan disertai dengan berita dengan judul “Hari Pendidikan Nasional: Pendidikan Didorong Topang Perekonomian”.
Selain itu, Kompas juga menurunkan tulisan Tajuk Rencana terkait Hari Pendidikan Nasional, dengan judul “Think Global, Act Local”. Juga sebuah laporan Sosok, dua pelajar Indonesia yang berprestasi internasional, dengan judul “Peneliti Muda yang Membantu Tunanetra”.
Sejumlah surat kabar nasional, Rabu (3/5) memang tak menempatkan hari pendidikan sebagai kabar yang utama di halaman satu, seperti dilakukan Koran Tempo yang tetap menyoroti kasus korupsi KTP elektronik dan hak angket DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). The Jakarta Post juga masih mengutamakan berita dari kawasan, dengan judul “Asia Draws Closer to China”. Indopos pada halaman satunya mengangkat berita utama berjudul “Kecam Kenaikan Listrik”.
Tiga Koran ekonomi, Kontan, Investor Daily, dan Bisnis Indonesia memasang berita utama yang beragam. Kontan menurunkan berita utama berjudul “Swasta Mengerem Pencairan Kredit”. Investor Daily memuat berita utama terkait obligasi, dengan judul “Emisi Obligasi Korporasi Rp 120 Triliun: Ekonomi Indonesia Ekspansif”, dan “Perbaikan Indeks Manufaktur: Roda Industri Mulai Berputar”menjadi berita utama Bisnis Indonesia. (*/tra)