Ratusan Miliar Rupiah untuk Kembangkan Teknologi Kecerdasan Buatan
Oleh
A Tomy Trinugroho
·2 menit baca
Kanada ingin menjadi negara yang terdepan dalam pengembangan artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Gagasan ini bukan cuma untuk gagah-gagahan atau sekadar sesumbar kosong. Pemerintah negara itu sadar betul bahwa kecerdasan buatan akan menjadi sumber pendapatan besar pada masa mendatang. Karena itu, Kanada akan mengucurkan dana tidak sedikit guna mewujudkan cita-cita mereka menjadi yang terdepan dalam teknologi kecerdasan buatan.
Pada Kamis (30/3) lalu, Perdana Menteri Justin Trudeau mengumumkan, pemerintah Kanada akan memberikan dana 40 juta dollar Kanada atau hampir Rp 400 miliar bagi sebuah pusat riset kecerdasan buatan di Toronto, Provinsi Ontario. Pemerintah provinsi ini juga memberikan tambahan dana 50 juta dollar Kanada atau Rp 500 miliar bagi pusat riset anyar bernama Vector Institute itu.
Dalam anggaran tahun ini, pemerintah Kanada mengalokasikan pula 125 juta dollar Kanada (Rp 1,3 triliun) selama lima tahun guna mendukung para ilmuwan di Edmonton, Montreal, serta Toronto yang khusyuk pada riset kecerdasan buatan. Pengembangan kecerdasan buatan diharapkan dapat menghasilkan mesin dengan kemampuan belajar seperti manusia.
Dukungan besar yang diberikan pemerintah Kanada maupun pemerintah provinsi terhadap pengembangan kecerdasan buatan diharapkan dapat mendorong kerja sama dan terobosan dalam hal algoritma serta jaringan saraf buatan yang benar-benar mampu meniru fungsi otak manusia. "Sebagaimana listrik merevolusi pabrik, serta microprocessor mengubah sama sekali cara kita mengumpulkan, menganalisis, dan mengkomunikasikan informasi, maka kecerdasan buatan akan membawa perubahan besar di hampir setiap industri," papar Trudeau .
Ia menekankan pula bahwa kecerdasan buatan akan mengubah wajah dunia. "Itu akan membentuk dunia tempat anak-anak dan cucu-cucu kita tumbuh besar," jelas Trudeau sebagaimana dikutip AFP
Google
Pengembangan kecerdasan buatan kini memang menjadi wilayah garapan terbaru perusahaan teknologi papan atas hingga startup. Tengok saja perusahaan internet raksasa seperti Google yang telah memiliki unit khusus untuk mengembangkan kecerdasan buatan.
Para pionir di dunia teknologi informasi memang melihat bahwa kecerdasan buatan akan menjadi dasar bagi beroperasinya berbagai perangkat elektronik yang mendukung kehidupan sehari-hari manusia. Mobil tanpa pengemudi dan komputer yang memantau kondisi kesehatan penderita diabetes adalah contoh perangkat yang memakai teknologi kecerdasan buatan.
"Big Data"
Teknologi kecerdasan buatan tidak berdiri sendiri. Kecerdasan buatan dapat berkembang luas dan memiliki peluang untuk disempurnakan hingga tak terbatas karena dukungan munculnya fenomena "big data" atau data digital yang melimpah ruah di sekitar kita. Internet dan teknologi digital membuat jumlah data membengkak luar biasa. Sebagai contoh, dalam buku Big Data: A Revolution That Will Transform How We Live, Work, and Think (Viktor Mayer-Schonberger dan Kenneth Cukier, 2014), disebutkan anggota Facebook mengklik tombol "like" atau memberikan komentar hampir 3 miliar kali per hari. Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar.
Jangan menganggap remeh data "like" dan komentar di Facebook. Lewat model matematika yang tepat, data tersebut bisa menunjukkan kecenderungan afiliasi politik sekelompok orang tertentu atau penduduk di sebuah wilayah. Hasil pengolahan semacam ini tentu memiliki nilai penting bagi tim kampanye sebuah kubu politik.
Jumlah data yang begitu besar dapat dimanfaatkan untuk membantu komputer mengenali obyek tertentu. The Economist edisi 19-25 September 2015 menulis, pada 2012, Google mengumumkan bahwa salah satu komputer perusahaan itu, setelah mengamati ribuan jam video YouTube, berhasil melatih dirinya sendiri untuk mengidentifikasi kucing.
Majalah The Economist menulis, intinya, apa yang dicapai Google menunjukkan bahwa komputer dapat memiliki kemampuan mengenali pola, antara lain mengidentifikasi wajah, menafsirkan gambar, dan mendengarkan pembicaraan, yang selama ini dipahami hanya merupakan keahlian manusia. Selamat datang era kecerdasan buatan!