Pertaruhan Nama Baik Indonesia
”Semuanya berpulang kepada bagaimana kita ingin Indonesia dikenang dalam menyelenggarakan Asian Games 2018,” kata Fritz, Sabtu (4/3), di Jakarta.
Menurut dia, setiap peserta Asian Games memiliki harapan akan keunikan Indonesia dalam menyelenggarakan ajang olahraga terbesar di Asia itu. Mereka berharap akan ada yang berbeda dari penyelenggaraan di Indonesia dengan penyelenggaraan Asian Games sebelumnya.
”Memberikan kesan yang berbeda, berikut seluruh kenyamanan kepada para tamu, adalah hal paling utama ketimbang mencari jalan memperoleh medali dengan politik tarik ulur nomor pertandingan misalnya. Semua bergantung kepada kita. Kita ingin ingatan seperti apa yang dibawa pulang para atlet bertanding, juga para perangkat pertandingan yang menyelenggarakan tiap-tiap pertandingan,” tuturnya.
Ia pun mengingatkan banyaknya kelemahan dalam cetak biru penyelenggaraan Asian Games 2018. ”Contoh paling kecil, jarak antara Kemayoran dan Senayan sebagai arena. Perjalanan yang memakan waktu lebih dari 45 menit itu sudah tidak ideal bagi atlet. Saya saja sulit membayangkannya, betapa lelahnya atlet kalau harus menempuh waktu lebih lama dari itu,” ujarnya.
Potensi masalah
Dalam pertemuan delegasi teknis Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta, Sabtu, sejumlah potensi masalah disampaikan perwakilan federasi induk tiap cabang olahraga di tingkat Asia. Pertemuan itu membahas aspek teknis penyelenggaraan pertandingan Asian Games.
Delegasi teknis cabang sepak bola, See Meichiat, menyoroti kurangnya jumlah panitia pertandingan yang direncanakan Panitia Penyelenggara Indonesia untuk Asian Games (Inasgoc). Dalam perhitungan Inasgoc, jumlah panitia pertandingan sepak bola ada 250 orang untuk menggelar laga di enam lokasi berbeda. Panitia pertandingan itu meliputi manajer pertandingan, panitia pengarah, panitia penyelenggara, serta perangkat pertandingan, seperti wasit dan hakim garis.
”Kita membandingkan dengan jumlah panitia pertandingan cabang lain. Kami meminta jumlah panitia pertandingan, termasuk jumlah perangkat pertandingan seperti wasit, ditambah,” kata Meichiat.
Delegasi teknis cabang bulu tangkis, Greg Kim Hong-ki, yang juga Sekretaris Jenderal Badminton Asia, ingin Inasgoc memastikan agar uji coba pertandingan bulu tangkis pada Oktober/November nanti menggunakan arena yang sama dengan arena bulu tangkis Asian Games di Istora Senayan. ”Itu penting karena para atlet perlu merasakan suasana arena yang akan dipakai dalam Asian Games, yaitu Istora Senayan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, jika renovasi Istora Senayan tidak selesai November, lebih baik pertandingan uji coba bulu tangkis harus ditunda. Ia juga mengkhawatirkan kemacetan Jakarta, apalagi jarak antara Wisma Atlet Kemayoran dan Istora Senayan cukup jauh. Selain itu, jeda jadwal penyelenggaraan uji coba pertandingan Asian Games juga dinilai terlalu singkat.
Saat meninjau lokasi lomba akuatik, delegasi teknis renang, Yuan Haoran, optimistis disiplin renang, loncat indah, dan polo air akan digelar di kompleks akuatik dengan fasilitas modern. Kolam Renang Gelora Bung Karno yang selama ini berkonsep terbuka akan menjadi semi-tertutup. Ukuran kolam akan sesuai dengan standar induk organisasi akuatik internasional, FINA.
Delegasi teknis loncat indah, Li Na, memberikan masukan tentang ketersediaan tempat latihan kering. Selain kolam, atlet loncat indah memerlukan area untuk latihan kering, untuk menempatkan matras dan trampolin guna latihan meloncat.
Ditindaklanjuti
Wakil Direktur Departemen Olahraga Inasgoc Lukman Niode menyatakan, Inasgoc akan menindaklanjuti masukan para delegasi. ”Kami akan menyesuaikan. Tentu saja perubahan berisiko menambah biaya penyelenggaraan pertandingan,” katanya.
Niode mengakui, pertemuan delegasi teknis juga mencuatkan perdebatan tentang jumlah nomor pertandingan dan medali yang akan diperebutkan. ”Itu memang isu sensitif yang terjadi dalam rapat delegasi teknis. Yang jelas, Asian Games akan mempertandingkan 42 cabang olahraga, yang terbagi dalam 59 disiplin. Itu sudah tidak akan berubah lagi. Tinggal kini kita menyepakati jumlah nomor pertandingannya,” tutur Niode.
Saat ini, jumlah nomor pertandingan Asian Games mencapai 493 nomor. Dengan jumlah itu, atlet yang berkompetisi dalam Asian Games 2018 akan memperebutkan 1.411 medali emas, 1.411 medali perak, dan 1.760 medali perunggu.
Secara terpisah, Wakil Presiden M Jusuf Kalla menyampaikan komitmen untuk segera mencari solusi atas segala persoalan menyangkut persiapan Asian Games 2018. Sebagai Ketua Panitia Pengarah Asian Games yang baru, Wapres mematok tiga target yang harus dicapai.
”Ada tiga hal soal Asian Games 2018, yakni sarana yang akan diwariskan nanti untuk selanjutnya, pelaksanaan yang mengukur kemampuan dan martabat kita, serta prestasi yang akan membanggakan. Itu tiga hal yang harus dicapai. Nanti kita bicarakan lebih lanjut,” tutur Kalla di Jakarta, Sabtu.
Sementara Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menjamin pembangunan semua arena untuk Asian Games 2018 di Palembang dapat diselesaikan tepat waktu. Tenaga kerja akan ditambah untuk mempercepat penyediaan arena.
Dua cabang tambahan yang bakal dipertandingkan di Sumsel, yakni BMX dan sofbol, tengah dipersiapkan lahannya. ”Kami sudah mempunyai lapangannya, tinggal dibenahi,” ujar Alex saat memantau pengerjaan arena di Kompleks Olahraga Jakabaring.
Ia mengatakan saat ini, renovasi dan pembangunan arena terus dilakukan. Fasilitas yang sedang dikerjakan adalah arena yang sebagian besar dibiayai pemerintah pusat.
Adapun untuk renovasi arena yang belum dikerjakan, seperti voli pantai, sepak takraw, panjat tebing, dan tenis, akan dilakukan setelah proses tender selesai. (ROW/IYA/INA/RAM)