SUNGAILIAT, KOMPAS — Banjir yang melanda Pulau Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, semakin luas. Setelah banjir melanda wilayah Kecamatan Muntok dan Parittiga di Kabupaten Bangka Barat pada Sabtu (28/1), giliran wilayah Kecamatan Sungailiat dan Belinyu di Kabupaten Bangka terendam air bah hingga 1 meter pada Minggu.
Air mulai naik pada Minggu pagi. Banjir diduga karena sungai dan parit tidak mampu menampung volume air setelah hujan deras sejak Jumat hingga Minggu dini hari. ”Korban sudah diungsikan ke sejumlah tempat. Bantuan sudah didistribusikan sebab tak ada jalan putus. Korban pasti masih didata,” ungkap Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi, di Bangka Barat, saat dihubungi dari Batam, Minggu.
Yan di Bangka Barat memantau proses pembuatan jembatan darurat. Banjir bandang pada Sabtu dini hari menyebabkan tiga jembatan di Mayang dan Belo Laut putus. Dua jembatan di Mayang yang putus tersebut merupakan penghubung jalan utama Pulau Bangka.
Jembatan di Mayang menghubungkan Pelabuhan Muntok dengan daerah lain di Bangka. Pelabuhan Muntok merupakan titik pasok utama bahan pangan dari Sumatera ke Bangka.
Karena itu, jembatan darurat dibangun. Jembatan di Belo Laut tengah dibuat dari pohon kelapa, sedangkan jembatan di Mayang menggunakan bahan yang lebih kuat dan ditargetkan terpasang paling lambat Senin ini.
”Sampai jembatan pulih, semua truk komoditas dilarang lewat dulu. Penggunaan jalan prioritas untuk truk kebutuhan pokok dan kendaraan kecil,” katanya.
Selain merusak jembatan, banjir di Bangka Barat merendam sekitar 1.200 rumah hingga 2 meter pada Sabtu. Banjir surut pada Sabtu siang dan tidak ada korban jiwa. Semua korban banjir yang semula mengungsi kembali ke rumah masing-masing.
Awalnya gembira
Haryo Seno, warga Muntok, mengatakan, hujan turun sejak Jumat sore. Awalnya, hujan disambut gembira sebagian warga karena hujan pada malam tahun baru Imlek dianggap pertanda baik. Tahun ini, Imlek dirayakan pada Sabtu, 28 Januari. ”Ternyata hujan deras tidak berhenti, lalu banjir,” ujarnya.
Sementara hujan yang mengguyur wilayah Sulawesi Utara sejak Rabu hingga Sabtu merendam sejumlah wilayah mulai dari Manado hingga Bolaang Mongondow Utara. Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, hujan menyebabkan banjir di enam kecamatan. Poros jalan Trans-Sulawesi di wilayah Kecamatan Sangkub terendam sehingga lalu lintas terputus dua hari. Kemacetan panjang sejak Rabu mulai terurai Sabtu setelah air di jalan surut.
Bupati Bolaang Mongondow Utara Depri Pontoh mengatakan, sekitar 5.000 warganya terdampak banjir serta membutuhkan bantuan pangan dan selimut. Wilayah terparah banjir terdapat di Sangkub.
Di Kota Manado, banjir yang merendam ribuan rumah warga di 20 kelurahan juga memaksa ribuan warga mengungsi. Banjir terparah terjadi di wilayah Singkil, Wawonasa, Paaldua, dan Kampung Ternate.
Hingga kemarin, banjir sejak Kamis juga masih melanda enam desa di tiga kecamatan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Banjir juga masih melanda lima desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. (RAZ/VDL/NIK/zal)