Suasana penuh sukacita mewarnai perayaan 25 tahun Dian Sastrowardoyo (42) berkarier di dunia perfilman.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·3 menit baca
Suasana penuh sukacita mewarnai perayaan 25 tahun Dian Sastrowardoyo (42) berkarier di perfilman, Jumat (22/3/2024). Di acara yang berlangsung di Plaza Indonesia, Jakarta, itu hadir para desainer fashion terkemuka, seperti Sapto Djojokartiko, Tex Saverio, Anandika Surasetja, pengamat dan penulis mode, para aktris dan aktor film Indonesia, serta media. Dian merasakan, perayaan plus kehadiran mereka merupakan dukungan bagi dirinya.
”Sebenarnya, (malam) ini perayaan sinergi kolaborasi dari mereka yang datang dari bermacam industri kreatif yang selama ini mendukung saya. Saya hanya maskot saja,” ujar Dian tentang selebrasi 25 tahun berkarya sekaligus perayaan Hari Film Indonesia 2024.
Meski mengakui perjalanan panjangnya di dunia perfilman Indonesia tidak selalu mudah, ada juga naik dan turun, Dian menyatakan, keberadaannya di dunia film dalam waktu selama itu bukan hanya kerja kerasnya seorang diri. ”Semua ini karena dukungan para desainer, majalah dan kalangan jurnalis, make up artist, styles, penata rambut, wardrobe, kalangan perfilman dan semua pihak,” katanya lagi.
Perempuan yang senang belajar banyak hal itu mulai bermain film tahun 2000 di film Bintang Jatuh karya sutradara Rudi Soedjarwo. Namanya terus menanjak lewat tak kurang dari 20 film layar lebar yang ia bintangi.
Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC), disusul AADC 2, makin melambungkan namanya. Terakhir, peraih piala Citra 2004 sebagai aktris terbaik lewat film AADC yang juga sering mendapat penghargaan perfilman di tingkat Asia Pasifik tersebut bermain di film Gadis Kretek.
Masih mengenai perayaan malam itu, Dian terharu dan sangat bersyukur sekaligus mawas diri karena tak selamanya dirinya selalu berada di atas. ”Kita yang sudah berada di dunia film pasti tahu, perjalanan kita naik-turun, keberhasilan kita tak ada yang kita raih sendirian tetapi karena kemampuan kerja sama yang baik dengan teman-teman semua,” tutur Dian seraya menunjuk aktor senior Lukman Sardi dan aktris dan aktor yunior yang ikut hadir.
Tentang hal yang mengesankan selama perjalanan 25 tahunnya, Dian menjawab sangat banyak, tak bisa dirangkum dalam satu kalimat karena perjalanannya lumayan panjang, naik turun, tak selalu gampang. Ia bersyukur mendapat kesempatan beberapa kali untuk bermain film dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk jadi bagian dari dunia film.
Film Gadis Kretek yang dirilis seusai pandemi menjadi momen paling mengesankan bagi Dian karena film Indonesia bisa melintasi negara dan menembus dunia film global karena diputar di Netflix. Secara global, Gadis Kretek menjadi film tak berbahasa Inggris yang menempati urutan 10 besar di Netflix.
Dian sangat bersyukur, ternyata karya orang Indonesia bisa diapresiasi oleh negara lain. Melihat fakta itu, ia yakin orang Indonesia punya kemampuan berskala internasional dalam membuat film. Ia mencontohkan pembuat film Korea yang mampu meraih Oscar.
”Kurasa kemampuan Indonesia ada dan bisa, tetapi butuh support pemerintah. Tak bisa hanya (dilakukan) oleh orang film saja, dengan usaha satu PH (production house) saja. Satu negara Indonesia harus ada cultural invation seperti Korea. Itu pekerjaan lama, sepuluh tahun dari semua industri kreatif,” jelas Dian yang 16 Maret lalu genap berusia 42 tahun.
Selebrasi 25 Tahun Dian Satrowardoyo di perfilman akan berlanjut dengan pameran 12 foto Dian yang kini selain sebagai pemain film juga menjadi sutradara. Pameran tersebut diadakan majalah Harper’s Bazaar Indonesia di Plaza Indonesia mulai 30 Maret 2024.