Tarian 10.000 lengger sedang disiapkan Rianto untuk pelestarian kesenian dan memeriahkan hari jadi Banyumas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·1 menit baca
”Penari lengger lanang Rianto terus aktif melestarikan kebudayaan dan kesenian Banyumasan. Di tengah kesibukannya menebarkan virus menari kepada generasi muda, Rianto juga tengah menyiapkan pementasan 10.000 penari lengger dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-453 Banyumas.
”Pertunjukan 10.000 lengger ini akan dilaksanakan pada 22 Juni. Ini awal pergerakan kita bagaimana menumbuhkan cinta kepada budaya Banyumas, khususnya lengger,” kata Rianto di sela-sela kegiatan seni bertajuk Ditampart #4 X Heartcorner Purwokertodi Heterospace Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2024).
Ini awal pergerakan kita bagaimana menumbuhkan cinta kepada budaya Banyumas, khususnya lengger.
Tarian 10.000 lengger itu direncanakan akan dilaksanakan di Jalan Bung Karno dan Kompleks Menara Pandang Teratai Purwokerto. ”Ini awal misi menggerakkan Banyumas sebagai Kota/Kabupaten Seni Pertunjukan. Penarinya mulai dari umur 9 tahun sampai 60 tahun. Jadi semua bisa ikut,” ujarnya.
Maret ini akan ada pendistribusian materi tari lengger berjudul Eling-eling Banyumasan Ciwit-ciwitan, baik ke sanggar maupun sekolah-sekolah supaya bisa dipelajari sejak dini. ”Eling-eling itu supaya kita ingat kembali mencintai budaya kita sebagai warisan dari leluhur,” ujar Rianto.
Ciwit-ciwitan, lanjutnya, berarti kita tidak saling mencubit atau menyakiti satu sama lain. ”Tapi itu ciwitan mesra, ciwitan keharmonisan. Orang Banyumas itu guyonannya sambil ciwit-ciwitan (orang Banyumas itu bercandanya sembari mencubit mesra). Mencubit bukan untuk menyakiti, tapi untuk mengingatkan,” pungkas Rianto.