Deva Mahenra siap menyambut konsekuensi karena peranannya dikisahkan berselingkuh. Penonton marah-marah pun tak masalah.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Setiap manusia punya limit yang sepatutnya tak dipaksakan agar tak morat-marit. Deva Mahenra meyakini makna itu bisa dipetik dari peranannya sebagai Aris dalam Ipar Adalah Maut. Film tersebut diadaptasi dari kisah nyata yang mengisahkan prahara rumah tangga.
Sempat tebersit kekhawatiran dalam benak Deva sehingga ia bolak-balik bertukar pikiran dengan sutradaranya, Hanung Bramantyo. ”Tantangan banget. Saya takut membawakannya dengan keliru,” ujarnya saat peluncuran poster Ipar Adalah Maut di Jakarta, Jumat (26/1/2024).
Ia memandang Aris ayah dan suami yang baik, tetapi batasnya sebagai insan terus diuji. Deva tak ingin menghitamputihkan peranannya. ”Kalau jahat, enggak ada baiknya sama sekali. Enggak begitu. Aris manusia biasa yang tersandung kesalahan,” ucapnya.
Ia berdiskusi untuk memanusiakan Aris meski menganggap sosok tersebut menyebalkan. Deva mengibaratkan tengah menyodorkan kanvas yang memampangkan aktingnya. ”Biarkan penonton menilai. Kalau saya benci, enggak bisa memainkannya dengan baik,” katanya.
Ia sudah siap menyambut konsekuensi lantaran Aris dituturkan berselingkuh. Deva malah mengharapkan respons penonton, baik marah-marah maupun sambutan hangat. ”Bisa jadi sebegitunya melihat Aris. Saya kalau ketemu orangnya beneran, mungkin malah ngajak ribut,” guraunya sambil tertawa.
Film yang dijadwalkan tayang pada Mei 2024 itu turut dibintangi Michelle Ziudith. Ia dan Deva menjajal debutnya sebagai pasangan lakon utama. ”Tenaganya harus ekstra, tapi saya senang. Sudah digarap sedemikian rupa dengan riset lengkap. Skenarionya saja sampai 27 draf,” ujarnya.