Ardhito Pramono tak kaget mendengar ledakan selama syuting film ”13 Bom di Jakarta”. Ia pernah berlatih menembak saat SMP.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·2 menit baca
Penyanyi Ardhito Pramono mengaku mendapat banyak pengalaman dan rasa baru bermain dalam film bergenre laga menegangkan, yang belum pernah dia jalani sebelumnya. Walau ada banyak adegan tembak-menembak, yang menghasilkan banyak bunyi ledakan mengejutkan, Ardhito mengaku sudah terbiasa.
”Jujur gue dulu pernah ikut latihan menembak, ya, pas SMP, ikut bokap (bapak). Jadi pas shooting, gue sengaja enggak pakai earplug supaya bisa dapat sense of the gun-nya, mendengar suara ledakannya. Jadi, adegan kagetnya benar-benar terasa,” ujar Ardhito tentang film 13 Bom di Jakarta, Kamis (21/12/2023). Turut hadir sang sutradara Angga Dwimas Sasongko dan sejumlah pendukung film itu, seperti Rio Dewanto, Niken Anjani, Putri Ayudya, Lutesha, dan Chicco Kurniawan.
Dalam film ini, Ardhito berperan sebagai William, seorang pendiri (founder) perusahaan startup jual beli mata uang kripto, Indodax. Diceritakan bersama rekannya, Oscar, diperankan aktor pemenang Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2021, Chicco Kurniawan, mereka tersandera kelompok teroris pimpinan Arok, diperankan Rio Dewanto.
Dengan bujet pembuatan film, yang menurut sutradara sedikitnya menghabiskan minimal tiga kali lipat bujet film biasa itu, sejumlah adegan tembak-menembak dan ledakan dibuat senyata mungkin. Para pemain bahkan menggunakan senjata asli, tetapi berpeluru hampa.
Di dunia nyata, Indodax sendiri nyata dan dikenal sebagai perusahaan jual beli aset digital di Indonesia. Perusahaan itu beroperasi sejak tahun 2014 dan sebelumnya didirikan oleh Oscar Darmawan dan William Sutanto, dua nama yang diperankan Ardhito dan Chicco. Kedua pendiri Indodax juga tercatat sebagai produser eksekutif di film ini.
Saat proses syuting Ardhito juga masih harus membagi waktu dengan sejumlah kegiatan lain terkait profesinya sebagai musisi dan penyanyi. Walau harus menyelang waktu syuting untuk tampil dalam sebuah konser di kota lain, masih di Pulau Jawa, Ardhito dipuji profesional menjalani semua proses penggarapan film.
”Jadi, memang pas di tengah proses syuting masih ada beberapa acara manggung yang harus dijalani. Alhamdulillah-nya, semua masih di Pulau Jawa, jadi masih bisa ditempuh lewat jalur darat sehingga dalam perjalanan masih bisa istirahat tidur,” kata Ardhito.
Ardhito membenarkan film ini adalah pengalaman perdana dirinya terlibat di genre laga menegangkan. Sebelumnya, dia pernah terlibat di dua produksi film bersama sang sutradara, tetapi bergenre drama. Kedua genre punya perbedaan lantaran untuk drama, dirinya merasa masih punya kesempatan untuk mendalami emosi karakter yang diperankan.