Saparinah Sadli merasa sungguh beruntung. Generasi lebih muda yang pralansia dan lansia masih melihat para lansia sebagai sesama manusia.
Oleh
Ninuk M Pambudy
·2 menit baca
Melalui usia 97 tahun dengan tetap sehat fisik dan jiwa sungguh suatu anugerah. Saparinah Sadli menandai tercapainya usia tersebut dalam syukuran sederhana tetapi meriah yang diadakan sahabat dan teman di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023) sore.
Di antara lebih dari 80 hadirin berbagai usia dan kalangan, sebagian besar sudah melalui usia paruh baya. Di antaranya ada Sinta Nuriyah Wahid (istri almarhum Abdurrahman Wahid), Emil Salim, Mari Pangestu, dan akademisi Musdah Mulia.
Saparinah banyak menebar senyum. Jalannya masih tegak tanpa bantuan apa pun. Sore kemarin juga menjadi acara refleksi capaian delapan perempuan penerima Anugerah Saparinah Sadli dari beragam latar belakang, kerja, dan daerah yang menunjukkan kepemimpinan di masyarakatnya.
Pendiri Komnas Perempuan dan penerima penghargaan Cendekiawan Berdedikasi harian Kompas ini masih mengikuti perkembangan sosial dan politik. Namun, perhatian utamanya kini adalah kesejahteraan para lansia, terutama ketika dunia dilanda pandemi Covid-19. Beberapa buku lahir atas inisiatifnya. Buku terakhir yang baru terbit adalah Lansia Tangguh yang dikerjakan bersama Evita Djaman.
Sap, begitu dia menyebut dirinya, merasa sungguh beruntung. ”Generasi lebih muda yang pralansia dan lansia masih melihat para lansia sebagai sesama manusia. Mungkin dengan kebutuhan berbeda, tetapi kebutuhan sebagai manusia dengan kelompok usia berbeda dipenuhi oleh generasi yang lebih muda. Berjuta terima kasih untuk semua,” ungkap Saparinah. Semoga selalu sehat dan terus menginspirasi, Bu Sap.