Arturo D Smith, Pentingnya Kreativitas dalam Sinematografi
Sinematografer dunia, Arturo D Smith, menyayangkan saat mendapati pekerja-pekerja dengan kemampuan terbatas untuk mengoptimalkan studionya yang sangat mutakhir.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Asam garam digandeng selebritas–selebritas dunia macam Michael Jackson, Prince, dan Marilyn Manson mengantar Arturo D Smith ke Jakarta, Selasa (8/8/2023). Sinematografer dunia tersebut berbagi pengalaman dengan sekitar 40 praktisi perfilman dan periklanan yang hadir di DossGuava XR Studio.
Ia tak melulu memaparkan materinya dengan serius. Penjelasan Arturo dengan bahasa Inggris yang klir dan mudah dipahami diselingi humor. ”Kalau klien terlalu banyak menuntut, persilakan saja pakai komputernya. Cara yang cepat supaya mereka tenang lagi,” ujarnya disambut tawa audiens.
Meski belum bisa berkomentar soal kemajuan sinematografi di Indonesia karena baru tiba beberapa hari sebelumnya, ia mengaku takjub mendapati kecanggihan DossGuava XR Studio. ”Keren banget. Kalau mau lihat studio yang sepadan, mungkin harus jauh-jauh ke Amerika Serikat atau Jepang,” katanya.
Walakin, Arturo yang telah berkarya di Amerika Serikat selama 25 tahun itu menekankan pentingnya kreativitas. Bukan kemutakhiran teknologi. ”Pertanyaan terpenting, pengguna bisa mengaplikasikannya dengan maksimal atau tidak. Aku pernah datang ke studio yang modern banget,” ujarnya.
Periset produksi extended reality (XR) virtual itu menyayangkan kemampuan pekerja-pekerja yang terbatas untuk mengoptimalkan aneka fitur gres. ”Bagaimana kalau biola Stradivarius atau piano yang mahal banget, tapi musisinya enggak bisa mainkan? Enggak ada gunanya,” ucapnya.
Ke depan, Arturo yang berdarah Inggris dan Venezuela itu memandang komplikasi sinematografi dengan teknologinya akan kian tinggi. ”Kembali ke daya cipta. Bikinlah skrip dan film yang lebih keren. Kecerdasan buatan enggak akan menggantikan karena hanya berproduksi dari sampel-sampel,” ucapnya.