Doni Monardo, Komisaris Utama Mind ID, menanam pohon kenari raja di lokasi tambang emas liar Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
Doni Monardo, Komisaris Utama MIND.ID, Holding Pertambangan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara, bersama rombongan mendatangi Pulau Buru, Provinsi Maluku, pada Kamis (22/6/2023). Doni melakukan penanaman pohon di sekitar lokasi tambang emas liar di Gunung Botak.
Pohon dimaksud adalah kenari raja (Canarium Indicum) yang populasinya terus menurun dari di waktu ke waktu. Di Maluku, kenari raja yang tersisa hanya ada di bagian timur Pulau Seram dan wilayah Kepulauan Kei di bagian tenggara Maluku.
Penanaman pohon di Gunung Botak dilakukan sebagai upaya pemulihan lingkungan yang rusak akibat tambang liar yang beroperasi sejak 2011. Daerah itu telah tercemar merkuri, sianida, dan terjadi sedimentasi yang tebal sehingga menimbulkan luapan sungai ketika musim hujan. Daerah itu kini langganan banjir.
”Tolong dirawat dengan baik, ya, biar pohon ini terus tumbuh dan besar. Katong (kita) jaga alam, alam jaga katong,” ujar Doni menggunakan bahasa Melayu Ambon seusai menanam pohon tersebut.
Doni yang kini menjabat Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI (AD) itu punya ikatan emosional dengan Maluku. Ia pernah menjabat Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura dengan wilayah komando meliputi Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Ia bertugas mulai 2015 hingga 2017.
Selama masa tugas di Maluku itu, Doni memperkenalkan konsep ”Emas Biru” yang berarti tingginya potensi kekayaan biota laut dan ”Emas Hijau” yang berarti tentang kekayaan tanaman di daratan. Kenari raja merupakan salah satu wujud dari konsep Emas Hijau.
Dalam kunjungan ke Pulau Buru itu, Doni punya agenda untuk memfasilitasi agar tambang ilegal di Gunung Botak dapat dikelola secara industrial dengan tetap melibatkan masyarakat. Doni tidak ingin kerusakan lingkungan terus terjadi di sana. Selama ini, berton-ton emas dibawa keluar dari daerah itu dengan meninggalkan banyak mudarat.