Berkali-kali disodori perlakuan spesial, Syifa Hadju tak lantas enteng saja menyimpulkan jika keistimewaan itu disebabkan keartisannya. Ia malah terheran-heran.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Film 200 Pounds Beauty tak sekadar hiburan, tetapi juga menyodorkan makna soal kecantikan. Syifa Hadju pun merefleksikan peranannya, Juwita, dengan kehidupan nyata. Perlakuan berbeda masih terjadi dengan memandang keelokan individu.
Komedi romantis yang ditayangkan Prime Video mulai Kamis (22/6/2023) itu mengisahkan Juwita, gadis bersuara emas, tetapi tak bisa tampil gara-gara bobotnya dianggap tak ideal. Setelah fisiknya berubah, ia dilimpahi beauty privilege atau keistimewaan lantaran dipandang cantik.
Syifa lalu menarik benang merah dengan pengalaman saat berjalan-jalan bersama ibunya yang menghadapi diskriminasi petugas. ”Mamaku mengalami kesulitan. Katanya, ’Kak, coba kamu yang ngomong’. Giliran aku yang datang, orangnya baik,” katanya.
Syifa tak lantas dengan enteng menyimpulkan kalau keramahan tersebut disebabkan keartisannya. Ia justru terheran-heran. ”Kadang, kok, gitu banget, ya. Terus, petugasnya kaget ternyata yang dijudesin tadi mamaku,” katanya.
Bukannya Syifa selalu menikmati pelayanan spesial karena ia pun sempat dipandang sebelah mata saat baru menapaki dunia perfilman. ”Salah satu yang casting (memilih pemeran) bilang, ’Mukamu enggak jelek-jelek banget’. Sekarang, orang bilang, ’Ah, lu, kan, cantik’. Sering banget begitu,” ujarnya.
Wajah cantik dan ganteng berseliweran di industri tersebut dengan perputaran yang sangat cepat. Mereka yang mampu bertahan tentu terus diingat berkat karyanya. ”Aku merasa, gila, ya. Dulu, banyak orang perlakuannya beda sama aku yang sekarang,” ucapnya.