Laufey Membawa Kembali Keajaiban Jazz
Salah satu alasan mengapa anak-anak muda tidak terhubung dengan jazz adalah karena jazz dibuat oleh orang-orang lama dan ditulis oleh orang-orang tua.
Pandemi Covid-19 menjadi berkah bagi musisi dan penyanyi berdarah campuran Eslandia dan China, Laufey Lín Jónsdóttir (24). Berkat pandemi, Laufey punya kesempatan menuliskan kisah-kisah cinta hari ini dalam balutan jazz yang diakrabinya sejak belia. Bersama musiknya, Laufey membawa kembali keajaiban jazz untuk generasi hari ini.
Laufey (dibaca: Lay Vay) yang tengah menyita perhatian dunia itu akhirnya tiba juga di Jakarta. Dia tampil di perhelatan Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2023 yang berlangsung 2-4 Juni di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Laufey tampil pada hari pertama, Jumat (2/6/2023), pukul 21.30 WIB.
Meski tidak berlabel pertunjukan khusus, panggung Laufey menyedot perhatian penonton. Dua jam sebelum dia tampil, antrean penonton sudah mengular di luar hall dan akhirnya luber melebihi kapasitas hall saat dia tampil.
Penontonnya rata-rata berusia muda. Membuat pelantun lagu ”From The Start” yang tengah populer, bahkan fasih dilantunkan oleh anak-anak usia sekolah dasar, itu terkaget-kaget. Berulang kali dia mengungkapkan rasa harunya.
Bagi Laufey, yang besar di negara berpopulasi kecil, seperti Eslandia, sambutan penonton Jakarta yang antusias itu sangat luar biasa. Katanya, tangannya sampai terasa dingin. Dia gemetar, tetapi juga senang.
Sepanjang pertunjukan selama lebih kurang satu jam, Laufey membawakan lagu-lagunya yang rata-rata populer. Mulai dari ”Fragile”, ”Valentine”, ”James”, ”Beautiful Stranger”, ”I Wish You Love”, ”Let You Break My Heart Again”, ”Like Movies”, hingga ”Falling Behind”. Dia juga membawakan lagu barunya, ”Promise”.
Dia atas panggung dia hanya menyanyi seorang diri sembari memainkan gitar. Pada lagu-lagu tertentu, Laufey menyanyi sambil bermain piano. Penonton ikut menyanyi dengan fasih. Di sela-selanya, dia banyak bercerita soal kisah di balik lagu-lagunya.
Baca juga: Maliq Dessentials dan Pop Hari Ini
Caranya berkomunikasi terasa jujur. Memberi kesan akrab dan hangat. Salah satu obrolannya adalah soal bagasinya yang tertinggal saat transit di Paris, Perancis. Juga soal bajunya malam itu, yang dia pinjam dari saudara kembarnya. Penonton rupanya senang disuguhi hal-hal yang terkesan remeh seperti itu karena membuat mereka tak berjarak. Mereka bahkan bertepuk tangan, memberi semangat.
Saat berbincang di belakang panggung dua jam sebelum tampil, Laufey memang terkesan ramah dan manis. Sosoknya betul-betul terlihat seperti gadis tetangga sebelah rumah yang mudah akrab. Dalam waktu singkat, Laufey berbicara soal perjalanan karier musiknya hingga cita-cita yang ingin diraihnya di dunia musik. Khususnya jazz.
”Aku tumbuh dengan memainkan musik klasik. Ibuku adalah pemain biola musik klasik dan aku mulai main piano dan cello di usia yang sangat belia (4). Jadi, musik klasik selalu jadi cinta pertamaku,” ujar Laufey.
Sebagai catatan, ibunya bermain untuk Iceland Symphony Orchestra, sementara kakeknya, yang pertama kali memberikan biola kepadanya, adalah seorang profesor biola di The Central Conservatory of Music di China. Neneknya juga seorang pianis klasik yang andal.
Perhatiannya terbetot pada jazz setelah Laufey banyak mendengarkan musik jazz. Ayahnya yang pencinta jazz punya banyak koleksi musik jazz. Dia lalu juga menggemari film-film musikal lama, seperti Singin’ In The Rain dan Sound of Music yang semua musiknya adalah jazz.
”Sejak itu aku jatuh cinta pada musik jazz karena, menurutku, ada beberapa bagian di dalamnya yang terdengar, seperti musik klasik, dan sebagian lagi terdengar lebih modern, seperti musik pop,” imbuh Laufey.
Cintanya pada jazz makin kuat setelah menemukan kecocokan dengan jenis suara yang dimilikinya. Banyak penyanyi jazz yang memiliki suara dalam. Salah satunya Ella Fiztgerald yang memiliki suara tebal. ”Saat berusia sekitar 13 tahun dan mulai menyanyi, dengan suara yang juga rendah, aku merasa bisa lebih terhubung dengan jazz daripada dengan penyanyi-penyanyi pop yang biasanya punya suara lebih tinggi,” katanya.
Dia merasa beruntung. Tumbuh di tengah keluarga pencinta musik, membuatnya tak kesulitan mempelajari musik jazz secara lebih serius. Laufey adalah penerima beasiswa Presidential di Berklee College of Music dengan fokus pada jazz, lulus tahun 2021. Dia juga tak mendapat halangan ketika memutuskan untuk menjadi musisi.
Titik balik karier Laufey
Pandemi Covid-19 adalah titik balik bagi Laufey. Meski situasi pandemi adalah situasi yang sangat buruk bagi dunia, tetapi pandemi telah menjadi berkah tersendiri bagi Laufey.
”Ini (pandemi) bagus untukku karena memberiku kesempatan untuk pertama kalinya fokus dalam menulis musik dan memulai karierku di dunia musik. Sebelumnya aku hanya sendirian di rumah, punya banyak waktu dan hanya mengunggah video di internet. Aku lalu mulai menggunakan waktu untuk menulis, hal yang tak pernah aku tahu bisa kulakukan kalau aku masih di kampus, mengikuti kuliah daring. Jadi, menurutku, ini memberiku banyak waktu untuk berpikir dan berkembang dengan cara yang sehat. Pandemi, dalam hal ini, adalah saat yang baik,” katanya.
Debut singelnya adalah ”Street By Street” yang merupakan racikan antara jazz dan sentuhan RnB. Singel itu dia rilis sendiri melalui media sosial tahun 2020 yang kemudian menjadi viral dan membuatnya dikenal lebih luas. Media sosial, diakui Laufey, memiliki kekuatan luar biasa, memberinya banyak keuntungan, khususnya dalam perjalanan karier bermusiknya.
”Aku memulainya di ruang tidurku, sekarang aku bisa melakukan hal seperti ini. Tur, tampil di depan banyak orang, dan lain-lain. Tanpa peran media sosial aku tak tahu apakah aku bisa melakukan ini semua,” katanya.
Tahun 2021 Laufey merilis mini album berisi enam lagu berjudul Typical of Me. Album yang memuat racikan komposisi vokal jazz yang ditulis selama lockdown itu menobatkan Laufey sebagai Artis Baru Terbaik dalam Jazz dan Blues pada Penghargaan Musik Eslandia 2021.
Baca juga: Manifestasi Angan-angan Iga
Tahun 2022, Laufey merilis album pertamanya, Everything I Know About Love, berisi 13 lagu. Musiknya menghadirkan spektrum jazz yang luas, mulai dari oldschool jazz hingga jazz pop yang modern. Ada lagu yang diaransemen dengan bossa nova, bertempo waltz, hingga berelemen pop jazz.
Sementara liriknya banyak berkisah tentang pahit manis cinta anak muda generasi masa kini. Inspirasinya datang dari mana saja, mulai dari film, buku, hingga pengalaman pribadinya. Laufey disebut-sebut berhasil membawa jazz dengan napas modern.
Tentang itu, Laufey mengatakan, jazz modern adalah definisi yang sangat luas, mencakup semua yang terjadi pada jazz hari ini, di mana sudah menjadi banyak hal yang berbeda. Dia tidak tahu apakah bisa memasukkan musiknya ke dalam ”kotak” tersebut.
”Beberapa musik aku buat seperti musik jazz dan lagu lainnya mungkin bisa dikatakan lebih terpengaruh oleh pop, hanya dengan harmoni jazz. Sementara lagu lainnya tersimak seperti jazz yang penuh dengan simfoni bersuara rendah. Yah semua campuran itu,” ucap Laufey. Dengan musiknya itu, Laufey ingin menjadi membawa kembali keajaiban jazz untuk generasi masa kini yang kerap dianggap sulit disentuh oleh jazz.
Mengapa anak muda tak terhubung dengan jazz
Dia berpendapat, salah satu alasan mengapa anak-anak muda tidak terhubung dengan jazz adalah karena jazz ”dibuat” oleh orang-orang lama dan ditulis oleh orang-orang ”tua”. ”Yang ingin didengar anak-anak zaman sekarang, tak masalah musik itu terdengar seperti apa, tetapi menurutku mereka peduli pada kisah yang diceritakan oleh orang-orang di usia mereka, yang mereka rasa lebih relate dengan mereka. Jadi, aku menulis tentang pengalaman-pengalaman yang lebih modern meskipun musiknya mungkin terdengar tua,” kata Laufey.
Simak penggalan lirik lagu berjudul ”Beautiful Stranger”: Beautiful stranger catching my stare/It’s fate we collided right then back there/I wonder if he felt the same thing too/Innocent crush on the morning commute. Ini perihal ”naksir” seseorang di dalam perjalanan kereta pagi hari.
Sebagai musisi jazz, dia tak khawatir dengan masa depan jazz. Menurut dia, setelah dikreasikan dengan elemen musik lain, musik akan selalu kembali pada wujud aslinya (old style). Seperti mode, musik juga akan selalu berputar.
”Dan jazz secara spesifik dalam jenis yang aku buat, saat aku memulainya, tidak banyak yang membuat musik jazz seperti aku di usiaku. Namun, sekarang sepertinya semakin banyak yang mengikuti. Penggemarku juga berusia muda seperti aku, bahkan lebih muda lagi. Padahal, musikku sangat jazzy. Jadi, buatku, ini sudah cukup memberikan harapan bahwa jazz akan terus berlanjut,” katanya.
Seiring harapannya, Laufey akan terus menebarkan keajaiban jazz. Kelak, dia juga ingin mewujudkan obsesi pribadinya, membuat musik untuk film James Bond yang selalu memiliki lagu-lagu ikonik. ”Oya, aku juga ingin masuk nominasi Grammy,” ujarnya tegas diselingi senyum malu. Matanya berbinar.
Laufey Lín Jónsdóttir
Lahir: Reykjavík, Eslandia, 23 April 1999
Pendidikan: Berklee College of Music
Pengalaman:
- Tampil sebagai solois bersama Orkestra Simfoni Eslandia
- Mengikuti Iceland’s Got Talent 2014
- Mengikuti The Voice Eslandia
- Pembawa acara program mingguan Happy Harmonies di Radio BBC 3 dan BBC Sounds
Mini album: Typical of Me
Album: Everything I Know About Love