Henry Kissinger, Usia 100 Tahun, dan Rekaman Kontroversi Diplomasi
Dalam usia 100 tahun, Henry Kissinger meninggalkan jejak-jejak diplomasi international. Meski sudah pensiun sebagai menlu AS, ia terus mewarnai pentas politik dunia dan diplomasi. Sebagian manuvernya memicu kontroversi.
Oleh
KRIS MADA
·6 menit baca
AFP/JEWEL SAMAD
Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger (kiri) dan Menlu AS Hillary Clinton saat menghadiri acara "Perbincangan tentang Diplomasi" di kantor Departemen Luar Negeri AS di Washington DC, AS, 20 April 2011.
Perang memaksa Henry Alfred Kissinger menjadi pengungsi. Perang juga mengubah jalan hidup pria kelahiran 27 Mei 1923 di Kota Fürth, Bavaria, Jerman, itu. Dari calon akuntan, ia menjadi mata-mata, lalu diplomat. Sebagai perumus kebijakan luar negeri Amerika Serikat, ia dikaitkan dengan pengeboman wilayah dan penggulingan pemerintahan sejumlah negara.
Terlahir dengan nama depan Heinz, Kissinger genap berusia seabad pada Sabtu (27/5/2023) ini. Ia nyaris sulit bergerak, pendengarannya menurun, dan sebelah matanya praktis sudah tidak bisa melihat. Berkali-kali pula ia menjalani operasi jantung.
Meski demikian, mengacu pada wawancaranya dengan wartawan Fortune pada Maret 2023 dan The Economist pada April 2023, pikirannya tetap tajam. Mantan penasihat Presiden RI Abdurrahman Wahid itu tetap mengikuti perkembangan geopolitik dan isu kontemporer lain.
Pensiun sebagai menteri luar negeri AS pada 1977, ia tetap berkiprah di panggung diplomatik. Berbagai presiden dan menlu AS secara berkala meminta nasihatnya. Ia menyebut diplomasi sebagai permainan favoritnya.
Menurut Fortune, jika diminta, Kissinger siap terbang ke Moskwa dan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyelesaikan perang Ukraina. Sebelum perang meletus, beberapa kali ia bertemu Putin.
AFP/DENIS SINYAKOV
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) menyambut kedatangan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger dalam pertemuan mereka di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskwa, Rusia, 6 Juni 2006.
Kissinger bolak-balik dikecam soal Ukraina. Pada Mei 2022, ia disergah karena mengusulkan Semenanjung Crimea tetap dikendalikan Rusia. Hal itu, menurut dia, imbalan andaikata Rusia menarik pasukannya dari wilayah lain di Ukraina yang diduduki setelah serbuan Februari 2022.
Pada Desember 2022, ia kembali dikecam karena mendorong perundingan sebagai jalan menyelesaikan perang Ukraina. Salah satu arsitek kebijakan AS untuk mengalahkan Uni Soviet selama Perang Dingin itu juga tidak setuju dengan anggapan Rusia akan melemah karena perang Ukraina.
Jembatan ke China
Kepada Fortune dan The Economist, ia juga mengungkap tentang penulisan buku terbaru yang membahas kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Lewat buku itu, ia ingin memperingatkan orang-orang akan bahaya AI. Ia ingin peringatan soal AI sama membahananya dengan peringatannya soal bahaya nuklir. Pada 1957, ia memang menulis buku soal bahaya senjata nuklir.
Menurut Kissinger, perkembangan AI membuat AS dan China hanya punya waktu lima tahun untuk menemukan cara hidup berdampingan. Masa depan umat manusia, menurut dia, akan bergantung pada kemampuan Beijing-Washington menemukan cara hidup berdampingan.
Selama puluhan tahun menjadi diplomat, ia pernah bertemu dengan hampir semua pemimpin China: Mao Zedong, Deng Xiaoping, Jiang Zemin, Hu Jintao, hingga Xi Jinping. Deng pernah menyebut, paling sedikit 10 kali ia bertemu dengan Kissinger di berbagai forum. Sejumlah pejabat tinggi China juga berkali-kali bertemu Kissinger.
AP PHOTO
Foto yang diambil pada November 1974 ini menunjukkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger (kiri), Wakil Perdana Menteri China Deng Xiaoping (tengah), dan Kepala Staf Gedung Putih Donald Rumsfeld (kanan) pada perjamuan di Balai Agung Rakyat di Beijing, China.
Dengan perantara Uni Soviet, Kissinger pertama kali bertandang ke China pada Juli 1971. Ia mempersiapkan lawatan Presiden AS Richard Nixon ke China pada Februari 1972. Lawatan itu membuka babak baru hubungan Beijing-Washington. Pada 1989, Wall Street Journal melaporkan Kissinger mendapat manfaat ekonomi dari hubungan dengan China. Ia mempunyai lembaga konsultan yang para kliennya berbisnis di atau dengan China.
Lawatan ke Beijing merupakan salah satu kesibukan Kissinger di Asia selama menjadi menlu AS. Sebagian kesibukan itu, sebagaimana diungkap antara lain dalam dokumen-dokumen resmi AS, 20 tahun terakhir, diwarnai kontroversi.
Pada 1975, Kissinger mendampingi Presiden AS Gerard Ford ke Jakarta dan bertemu Presiden Soeharto. Pertemuan ini disebut sebagai persetujuan AS atas rencana Indonesia menyerbu Timor-Timor.
Pada 1975, ia mendampingi Presiden AS Gerard Ford ke Jakarta dan bertemu Presiden Soeharto. Pertemuan ini disebut sebagai persetujuan AS atas rencana Indonesia menyerbu Timor-Timor.
Kala itu, AS khawatir komunis berkuasa di Timor-Timur, yang kini menjadi Timor Leste. Dianggap tahu soal Indonesia dan paham geopolitik, ia menjadi salah satu direktur Freeport McMoran pada 1995-2001. Sebelum dan selepas masa jabatannya, salah satu andalan Freeport adalah tambang tembaga dan emas di Papua.
KOMPAS/PIET WARBUNG
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger saat mendampingi Presiden Gerald Ford dalam pertemuan dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (6/9/1975).
Kontroversi lainnya kala ia menjadi menlu AS, Washington tetap mendukung Pakistan dalam perang saudara dengan Pakistan Timur yang kini menjadi Bangladesh. Washington dituding tetap menyokong diktator di Islamabad.
Ia juga disebut mendorong pengeboman pada Kamboja dan Vietnam. Hillary Clinton, yang kala itu masih kuliah di Yale University, ikut mengecam Kissinger dan Nixon.
Belakangan, upaya mencari solusi damai di Vietnam membuat Kissinger dan pemimpin Vietnam Le Duc Tho dianugerahi Nobel Perdamaian 1973. Kissinger menerima, Tho menolak karena perdamaian belum benar-benar terwujud di Vietnam pada 1973.
Pada tahun itu juga, ia gagal membujuk Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulazis al-Saud untuk mengakhiri embargo minyak. Ia juga menemui Presiden Suriah Hafez Assad untuk mendorong perdamaian Arab-Israel.
Di Amerika Latin, kekhawatiran pada penyebaran komunisme juga menjadi alasan Nixon dan Kissinger menyetujui penggulingan Presiden Chile Salvador Allende. Padahal, Allende menang pemilu secara sah dan demokratis pada 1970. Ia juga mendukung junta Argentina yang menggulingkan Presiden Isabel Peron.
Mata-mata
Lahir dari keluarga Yahudi Jerman, Kissinger ikut merasakan pedihnya kekuasaan Nazi di Jerman. Ia dan keluarganya mengungsi ke AS setelah sejumlah kerabatnya tewas oleh Nazi. Pada masa awal masuk AS, ia tinggal di pinggiran Manhattan, New York. Ia menyelesaikan SMA di sana.
Awalnya, ia ingin jadi akuntan dan mulai belajar akuntansi di City College of New York. Pelajarannya terhenti pada 1943 karena ia harus masuk Angkatan Darat AS, lalu dikirimkan ke Eropa. Dari prajurit biasa, ia berubah menjadi mata-mata. Bahkan, ia diminta mengajar teknik intelijen militer di European Command Intelligence School pada 1946.
AP PHOTO/BOB SCHUTZ
Presiden AS Richard Nixon (kiri) menunjuk ke arah keindahan suasana di sekeliling tempat peristirahatannya di Florida di Key Biscayne kepada Henry Kissinger, 2 Desember 1972.
Pada 1947, ia mulai belajar ilmu politik di Universitas Harvard. Ia diajar, antara lain, oleh William Yandell Elliott. Dosen sejarah dan politik ini dikenal menjadi penasihat masalah hubungan internasional pada sejumlah presiden AS. Di Harvard, Kissinger meraih gelar PhD pada 1954.
Sambil meneruskan kuliah di Harvard, ia menjadi konsultan di Lembaga Penelitian Operasi AD AS. Ia juga disebut secara sukarela menjadi mata-mata FBI untuk mengawasi peserta Harvard International Seminar pada musim panas 1951.
Belakangan, ia direkrut menjadi tenaga ahli Dewan Keamanan Nasional AS. Pada 1969, Nixon menjadikannya sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS. Nixon juga menjadikannya sebagai menlu AS pada 1973. Selama dua tahun sampai 1975, Kissinger merangkap jabatan sebagai menlu dan penasihat keamanan nasional AS.
Meski secara resmi selesai menjadi menlu AS pada 1977, tidak berarti Kissinger meninggalkan panggung diplomasi dan politik luar negeri. Ia menjadi konsultan berbagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Ia juga aktif diundang ke berbagai forum bisnis dan politik luar negeri. Kini, ia menjadi satu-satunya menteri pemerintahan Nixon yang masih hidup dan terus aktif.
Selama 100 tahun, Henry Kissinger mewarnai panggung politik internasional dan diplomasi. Sebagian manuvernya memicu kontroversi. (AFP/REUTERS)