Erwin Parengkuan, Kisah Nakal

Erwin sempat mengenang bagaimana dirinya dahulu kerap nakal dan seenaknya di dunia kerja profesional sebagai penyiar radio.

KOMPAS/SARIE FEBRIANE

Erwin Parengkuan

Erwin Parengkuan (53) berbinar-binar saat berbicara di hadapan para tamu undangan di kantornya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2023). Bagaimana tidak, setelah hampir 19 tahun lembaga pendidikan TalkInc ia dirikan, kini akhirnya lembaga itu menjadi lembaga pelatihan kerja (LPK) yang terakreditasi oleh lembaga akreditasi (LA-LPK) Kementerian Ketenagakerjaan. Dedikasinya selama hampir dua dekade ini di dunia pelatihan komunikasi praktis, khususnya public speaking, berbuah manis.

Sebagian tamu undangan pagi itu tak lain teman-teman lama Erwin sendiri sejak ia mengawali kariernya sebagai penyiar radio di Prambors. Dalam sambutannya, ia sempat mengenang bagaimana dirinya dahulu kerap nakal dan seenaknya di dunia kerja profesional sebagai penyiar radio. ”Bisa aja tiba-tiba jalan ke Bali sama teman-teman cuma sama baju di badan, terus telepon ke Jakarta minta izin (untuk tidak) siaran. Enggak dikasihlah, terus diskors deh tiga hari, ha-ha-ha....”

Mungkin dengan ”bekal” kenakalannya dahulu, ia kini menjadi lebih lihai membaca gelagat murid-muridnya dalam mengikuti pelatihan di lembaganya. Menurut dia, dari sekian banyak murid yang mengikuti pelatihan, yang cenderung lebih serius dan memang ingin mengembangkan diri adalah murid yang memutuskan sendiri untuk mengikuti pelatihan keterampilan komunikasi. Berbeda dengan murid yang disuruh mengikuti pelatihan oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja (in house training) melalui departemen sumber daya manusia. ”Sementara pihak perusahaan (klien) umumnya maunya quick fix, quick win. Penginnya, satu hari ikut training, karyawan mereka langsung bisa berubah,” ujar Erwin.

TalkInc yang ia dirikan sejak 2004 kini memiliki 54 modul dari semula hanya empat modul. Tiga modul favorit menurut Erwin adalah boosting confidence, public speaking, dan understanding people. Tiga modul favorit itu mencerminkan keterampilan komunikasi menjadi salah satu kunci penting dalam pertumbuhan karier. ”Orang yang enggak bisa mengomunikasikan isi kepalanya dengan baik susah untuk bahagia,” imbuhnya. Sebelum bahagia, nakal dulu enggak apa-apa dong, ya....