Ari Lesmana menjadi lakon video musik Larasuka yang diluncurkan pada hari jadi Fourtwnty, 20 April lalu. Selain vokal musisi tersebut kian ekspresif, percakapannya yang manis dengan Nuwi dapat disimak dengan progresif.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Fourtwnty meluncurkan Nalar, album ketiga yang mengetengahkan perkembangan tema, melodi, dan ekspresinya. Band asal Jakarta tersebut mencantumkan 10 lagu yang digarap selama dua tahun. Karya itu didominasi ungkapan tentang penderitaan personal, termasuk mental.
“Kalau kalian mungkin punya sesuatu yang tak bisa disembuhkan, Nalar adalah obat,” kata vokalis Fourtwnty, Ari Lesmana, di Jakarta, Kamis (4/5/2023). Ia mengutarakan arti tema album itu dengan memfokuskannya pada “Larasuka”, lagu yang mengekspresikan kesedihan di balik senyum kebahagiaan.
Pencapaian estetis dan gagasan Fourtwnty pun begitu kentara lantaran Ari menjadi lakon video musik tersebut yang dirilis pada hari jadi grupnya, 20 April lalu. Tayangan itu mengisahkan badut yang lelah berkeliling dan berisitirahat di bus kosong untuk menangisi hari.
“Begitu baca liriknya akan ketemu persamaan simbolisasi dengan fenomena sosial, yaitu pengamen berbaju boneka,” kata sutradara “Larasuka”, Edy Khemod. Ari menulis lirik lagu tersebut lalu mengaransemen bersama Nuwi dan produsernya, Andi Armand.
Dinamika juga terlantun lewat beberapa elemen baru yang diramu dengan notasi dan instrumen. Selain vokal Ari kian ekspresif, percakapan musikalnya yang manis dengan Nuwi dapat disimak dengan progresif. Fourtwnty turut menyajikan “High”, lagu bahasa Inggrisnya yang pertama.
Band pop alternatif tersebut juga berkolaborasi dengan seniman visual Ruth Marbun yang membubuhkan sentuhan akhir untuk sampul albumnya. “Saya tertarik dengan cukilan kata-kata Ruth yang disematkan di beberapa karyanya dan meminta bekerja sama,” ucap Ari.