Mikha Tambayong, Cerita Musang

Mikha Tambayong mengaku kesulitan menuntaskan ”Sewu Dino”. Selain hampir 75 persen ”shooting” film horor tersebut berlokasi di hutan, ia mesti belajar bahasa Jawa. Pemeran Sri itu senang karena kehadiran satwa yang lucu.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS

Mikha Tambayong

Seekor musang sekonyong-konyong melintas saat Mikha Tambayong berakting dalam Sewu Dino. Pemeran Sri itu sedang menghangatkan badan dekat api unggun kecil di pelosok hutan. Ia berbincang dengan wajah murung sehingga satwa menggemaskan tersebut tak menarik perhatiannya.

Tayangan itu disutradarai Kimo Stamboel dan diputar mulai Rabu (19/4/2023). Mikha menuntaskan shooting selama lebih dari sebulan hingga awal tahun 2023. ”Adegan-adegannya di Jakarta. Di luar Jakarta juga, tetapi enggak bisa disebutkan di mana,” ujarnya.

Ia menghabiskan sekitar tiga minggu di lokasi terpencil yang dinilainya sungguh ekstrem. Tak heran, Mikha terhibur musang yang sangat jinak itu. ”Awalnya, agak deg-degan. Bisa diajak main enggak, ya, tapi aman dan seru,” katanya sambil tertawa.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS

Kerabat kerja Sewu Dino berfoto bersama di sela gala premier film horor tersebut di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Kimo ternyata mencetuskan ide spontan menghadirkan musang. Ia menimpali, hewan itu juga muncul dalam garapannya, Ivanna (2022). ”Buat sebagian anggapan memang ada sedikit hubungan dengan ilmu hitam. Musang hitam, ya. Kalau yang dipakai shooting kemarin, musang pandan,” ucapnya.

Musang pun dipandang cocok dengan alur Sewu Dino yang lebih banyak berlatarkan hutan, tetapi penampilan binatang tersebut mesti dikerjakan berkali-kali. ”Musangnya waktu itu agak gelisah. Kalau lagi di set, teman-teman suka banget,” ujar Kimo.

Mikha mengaku kesulitan merampungkan tontonan itu yang diistilahkannya dengan hardcore. Ia mesti mempelajari kultur, termasuk bahasa Jawa. ”Berat. Aku juga nyeker, tiba-tiba kaki merah dan bengkak. Gede banget karena alergi. Seharian gatal dan panas,” katanya.