Untung Argono Widodo Membangun Jamban Aman untuk Warga Magelang
Untung Argono Widodo berupaya menggerakkan kepedulian masyarakat terhadap sanitasi sehat. Dia mengajak warga untuk hidup sehat.
Oleh
REGINA RUKMORINI, BUDI SUWARNA
·4 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Untung Argono Widodo
Demi kesehatan lingkungan, Untung Argono Widodo dan kawan-kawan membawa urusan jamban dan buang air besar sembarangan ke jalur politik. Buat dia, urusan jamban adalah urusan yang sangat serius karena menyangkut kesehatan masyarakat dan kemanusiaan.
Untung Argono Widodo (56) mengenang masa kecilnya di permukiman padat diKelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah. ”Sejak kecil saya tersiksa oleh bau busuk kotoran di sungai. Masa anak saya mesti mengalami hal yang sama,” ujar Untung yang tinggal di bantaran kali di Panjang sejak 1971.
Sumber bau busuk itu, lanjut Untung, berasal dari kotoran manusia dan sampah. Dulu, sebagian warga buang air langsung ke sungai. Sebagian lagi, menggelontorkankotorannya dari jamban di rumah ke sungai melalui pipa paralon. Ada juga yang membangun tangki septik resapan yang hampir tidak pernah disedot. Untung mengakui, dulu pun ia dan keluarganya ikut mencemari sungai dengan buang air besar sembarangan(BABS).
Tahun 2018, Untung dan 42 warga dari lima kelurahan diikutkan dalam program perbaikansanitasi dan perilaku hidup higienis yang digelar USAID IUWASH-Plus. Dari situ, Untung sadar bahwa perilaku BABS akan menjauhkan warga dari kesehatan. Maka, ia bersemangat ketika diterjunkan ke kampung-kampung untuk membagi pengetahuan soal cara hidup sehat dan higienis. Pada saat yang sama ia dan kawan-kawan memetakan keluarga yang masih buang air besar sembarangan.
Sayangnya, program itu berakhir pada 2021. Untung khawatir, tanpa ada pendampingan dari USAID, semangat untuk mengubah perilaku BABS di Kota Magelang bisa terganggu. Maka, Untung dan kawan-kawanmembentuk forum warga tingkat kota yang akan meneruskan sosialisasi perilaku hidup sehat di Kota Magelang. Namanya, Forum Temu Rembuk Babagan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum dan Perilaku Hygiene. Disingkat jadiForum Tembang Tidar (FTT). Untung dipilih sebagai ketuanya.
Di bawah FTT, Untung dan kawan-kawanberusaha mengubah perilaku BABS dan berjuang memperbaikisanitasi. Mereka gencar menyosialisasikan masalah ini di berbagai acara, termasuk acara-acara sepertifestival kuliner atau acara rutin tahunan grebeg gethuk yang digelar Pemerintah KotaMagelang. ”Kalau peserta lain sibuk buka lapak atau tenda untuk jualan kuliner, kami buka tenda khusus untuk sosialisasi,” ujar Untung.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Untung Argono Widodo
Jalur politik
FTT berusaha menjadikan isu sanitasi aman dan perilaku hidup sehat sebagai urusan bersama. Maka,FTT merangkul para pemangku kepentingan, mulai dari ibu-ibu rumah tangga anggota PKK,pengurus RT/RW, akademisi, kader partai,dan tentu saja jajaran pemerintah. Dalam sejumlah pertemuan, FTT meminta pemerintah kota menuntaskan masalah sanitasi dan menghentikan perilaku BABS.
FTT juga memanfaatkan jalur politik untuk memperjuangkan sanitasi sehat, antara lain jamban aman. Untung dan kawan-kawan, misalnya, berkomunikasi dengan Dewan dan pengurus partai politik di tingkat provinsi sampai pusat.
”Masalah sanitasi dan BABS itu adalah masalah serius yang sepatutnyadiperjuangkan lewat jalur politik,” tegas Untung.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Untung Argono Widodo berdiri menunjukkan lokasi rumahnya yang berada di perkampungan padat penduduk di Kelurahan Panjang, Kota Magelang, Sabtu (25/3/2023).
Ia berpikir seperti itu karena soal sanitasi terkait dengan kesehatan warga dan kemanusiaan. ”Saya ingat dulu ada warga yang sudah tua dan kakinya sakit mesti turun 40 meter ke sungai sekadar untuk buang air besar. Dia terpaksa BABS ke sungai karena tidak sanggup bikin jamban.”
Usaha FTT mengubah perilaku BABS dan memperjuangkan jamban aman menemui titik terang pada Juli 2021. Saat itu, FTT dipertemukan dengan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK). YDKK yangmenaruh perhatian pada isu sanitasi dan tengkes (stunting), bersedia menyalurkan donasi pembaca harian Kompas/Kompas.id yang dikelola untuk membangun jamban aman bagi 140-an keluarga kurang mampudi 11 kelurahan di Kota Magelang.
Jamban aman terdiri dari kloset dengan standar nasional Indonesia dan tanki septik yang kedap. Dengan demikian, limbah yang dibuang tidakmencemari air tanah.
Pembangunan tahap pertama ialah 18 jamban aman individu dan 24 saluran rumah (SR) ke sistem IPAL Kota Magelang telah selesai di Kelurahan Panjang. Tahap kedua sedang berlangsung di Kelurahan Kedungsari.
Untung dan kawan-kawan makin lega karena Pemkot Magelang jugamengalokasikan sebagian dana alokasi khusus (DAK) yang diterima dari pemerintah pusat untuk pembangunan jamban aman. Untuk tahun ini, Pemkot Magelang memasang target membangun lebih dari 400 jamban aman untuk warga.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Untung Argono Widodo menunjukkan saluran air yang dahulu acap digunakan warga untuk BAB sembarangan di Kelurahan Panjang, Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (25/3/2023).
Rongsokan
Untung yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang rongsokan skala kecil bersyukur upaya mengubah perilaku BABSdan perbaikan sanitasi lewat pembangunan jamban aman akhirnya bisa terlaksana. ”Usaha kami tidak sia-sia,” ujar Untung.
Ia mengenang, ketika menyosialisasikan sanitasi aman, banyak warga yang menolak mengubah perilaku BABS dengan alasan sepele. Mereka enggan membangun tanki septik karena harus membongkar sebagian lantai rumah. Selain itu, merekaterbiasa membuang kotoran langsung ke kali.
Untung mesti membujuk mereka. Ia sangat senang ketika adapasangan suami-istri yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh cuci justru mau membangun jamban sehat dengan biaya sendiri. ”Mereka menjual kalung emas 5 gram untuk membiayai pembangunan jamban,” ujarnya.
Apa yang dilakukan pasangan suami-istri itu membuat Untung terharu. Pasalnya, ia tahu penghasilan mereka sebulan kurang dari Rp 1 juta.
Untung dan sukarelawan FTT lainnya terus melangkah memperbaiki sanitasi lingkungan secara sukarela. Mereka lakukan itu demi kesehatan orang banyak dan rasa kemanusiaan.