Aktor sekaligus model Adrian Maulana terbiasa dan tidak gengsi menggunakan transportasi publik di Ibu Kota.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
Aktor sekaligus model Adrian Maulana (45) mengaku terbiasa dan tidak gengsi menggunakan transportasi publik di Ibu Kota. Bahkan, ia kerap menggunakan ojek daring dan kereta rel listrik dari rumah ke kantor.
”Rumah saya di Bintaro, sedangkan kantor di SCBD (Sudirman Central Business District). Dengan naik ojek dan KRL, saya paling habis Rp 100.000 untuk pulang pergi,” katanya dalam seminar bertajuk ”Connecting Life with Transit Oriented Development”dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Ke-63 PT Adhi Karya atau ADHI (Persero) Tbk di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Menurut Adrian, ia kerap naik transportasi publik sejak September 2022. Sebelumnya, ia selalu naik taksi dari rumah ke kantor dan menghabiskan Rp 300.000 setiap hari. ”Saya punya kemampuan untuk bayar taksi. Gaji saya lebih dari cukup untuk itu, tetapi ada pilihan untuk lebih hemat,” ujarnya.
Adrian yang lahir dan besar di Jakarta sudah terbiasa dengan transportasi publik sejak kecil. Ketika SD, ia terbiasa naik bajaj dan helicak dari rumah ke sekolah. Waktu SMP dan SMA, ia terbiasa naik bus Kopaja dan Metromini. Kemudian zaman kuliah di Universitas Trisakti, ia juga biasa bolak-balik dari Bintaro ke Grogol naik bus Patas AC.
”Selama 26 tahun saya dikenal sebagai public figure (figur publik). Lucunya, pada saat seorang public figure naik transportasi publik, image-nya langsung dikatakan miskin, kere, sudah tidak laku di televisi. Padahal, itu adalah pilihan,” tutur bapak dari dua putri itu.
Adrian yang pernah beraktivitas di dunia pertelevisian, mulai dari abang Jakarta, model, pemain sinetron, pemain film, dan pembawa acara itu, sekarang juga memilih hijrah menjadi seorang profesional atau praktisi investasi.
Ia tidak terlalu peduli dengan image atau gengsi seorang figur publik. Sejak dulu, ia tidak berpikir harus naik mobil mewah dan punya rumah mewah. Ia merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan kebiasaan yang dilakukan, serta nyaman bertemu banyak orang.
”Saya tidak merasa bahwa transportasi publik kita adalah moda yang tidak aman. Kalau cepat, semua pasti mengakui itu. Yang terpenting adalah hemat. Sudah cepat, hemat, aman, nyaman pula,” katanya.