Enik Mintarsih, Menebar Keceriaan lewat Dongeng
Enik Mintarsih adalah sosok penting di balik keceriaan anak-anak Kampung Dongeng Intan Kalimantan Selatan. Ia tak pernah bosan mendongeng untuk menghibur anak-anak dan menanamkan nilai-nilai kebaikan.

Ketua Kampung Dongeng Intan Kalimantan Selatan, Enik Mintarsih di "base camp" Kampung Dongeng Intan Kalsel di Jalan Kampung Baru, Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu (19/2/2023).
Enik Mintarsih (50) adalah sosok penting di balik keceriaan anak-anak Kampung Dongeng Intan Kalimantan Selatan. Bersama boneka Nunung Salma, Enik tak pernah bosan mendongeng untuk menghibur anak-anak dan menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Garasi di rumah kediaman Enik Mintarsih, yang akrab disapa Bunda Enik, dipenuhi anak-anak dan para orang tua, Minggu (19/2/2023). Pada minggu ketiga Februari itu, kembali diadakan kegiatan Kado Pekan Ceria di ”base camp” Kampung Dongeng Intan Kalsel di Jalan Kampung Baru, Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar.
Bunda Enik tampil bersama Nunung Salma membawakan dongeng berjudul Pohon Kebaikan. Kisahnya tentang pohon ara yang sombong dan pohon mangga yang baik di hutan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Anak-anak tampak serius menyimak dongeng itu. Sesekali mereka juga tertawa karena lucu.
”Kegiatan Kado Pekan Ceria ini diaktifkan kembali setelah pandemi Covid-19 mereda. Tema kegiatan bulan Februari ini adalah lingkungan,” katanya.
Kado Pekan Ceria merupakan kegiatan rutin Kampung Dongeng Intan Kalsel sejak 2014. Kegiatan ini diadakan sebulan sekali di ”base camp” Kampung Dongeng Intan Kalsel, terbuka untuk semua anak, dan tidak dipungut biaya atau gratis.
Dalam kegiatan Kado Pekan Ceria, ujar Enik, anak-anak bersama orang tuanya diajak untuk seru-seruan. Mereka tidak hanya mendengarkan dongeng, tetapi juga dihibur dengan pertunjukan sulap, gerakan pencairan suasana (ice breaking), dan aneka permainan.
”Kampung Dongeng Intan Kalsel adalah tempat anak-anak untuk bermain. Orang tuanya juga diajak bermain supaya anak punya kesan baik dan mendalam bahwa ayah dan bundanya juga sangat peduli pada mereka,” tutur ibu dua anak dengan satu cucu itu.
Enik menyampaikan, Kampung Dongeng Intan Kalsel merupakan kampung dongeng pertama di Kalsel, yang diresmikan pada 4 Mei 2014. Kampung Dongeng ini merupakan salah satu cabang Kampung Dongeng Indonesia, yang digagas oleh Kak Awam atau Moch Awam Prakoso.
”Setahun sebelum Kampung Dongeng Intan Kalsel diresmikan oleh Kak Awam, kegiatan kami sudah berjalan. Setidaknya, kami bergerak duluan. Jadi, tidak mesti dibuka dulu baru bergerak,” kata lulusan S-1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu.
Suka mendongeng
Sebelum Kampung Dongeng Intan Kalsel diresmikan, Enik yang kala itu berprofesi sebagai guru PAUD memang suka mendongeng. Selain mendongeng di rumah dan di sekolah, Enik sejak 2010 juga kerap diajak Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru untuk mendongeng saat hari bebas kendaraan bermotor (car free day) pada Minggu pagi di Lapangan Murjani, Banjarbaru.
Enik kemudian mengikuti lomba mendongeng tingkat provinsi Kalsel pada 2013 dan terpilih menjadi juara pertama. Ia lalu dipercaya untuk mewakili Kalsel mengikuti lomba dongeng tingkat nasional di Batam, Kepulauan Riau.
”Waktu di Batam, saya bertemu langsung dengan Kak Awam yang menjadi juri lomba dongeng. Saya sampaikan niat saya bergabung dengan Kampung Dongeng Indonesia dan membuka Kampung Dongeng di Kalsel. Saya pun dipersilahkan,” tuturnya.
Setelah mendapat persetujuan dari penggagas Kampung Dongeng Indonesia, Enik harus minta izin Teguh, suaminya untuk membuka kampung dongeng di rumah kediaman mereka. Suaminya kala itu tidak mengizinkan dengan alasan rumah mereka kecil dan juga banyak batu di halaman rumah. Teguh khawatir anak-anak bermain lemparan batu, lalu berantem.
”Waktu itu, saya bilang ke suami, tolong beri saya satu kali kesempatan. Kalau anak-anak bisa menyimak cerita saya dan mereka baik-baik saja, maka kegiatannya berlanjut. Tetapi kalau ada anak yang menangis atau berantem, maka saya stop kegiatannya,” kata Enik.
Suami Enik pun memberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan dongeng di rumah mereka. Ketika acara pengajian Yasin (yasinan), Enik mengumumkan bahwa di rumahnya akan diadakan kegiatan dongeng. Ia meminta ibu-ibu membawa anaknya datang pada hari Minggu setelah waktu shalat Ashar atau sekitar pukul 16.00 Wita.
”Tanpa diduga, banyak anak tetangga yang datang dan memenuhi rumah. Suami saya yang masih khawatir ikut mengawasi anak-anak. Ternyata, mereka baik-baik saja. Akhirnya, suami pun mengizinkan sampai sekarang,” ujar Ketua Kampung Dongeng Intan Kalsel itu.
Sahabat anak
Menurut Enik, Kampung Dongeng Intan Kalsel memiliki visi menjadi sahabat yang secara terus-menerus memberikan bimbingan kepada anak-anak sesuai dengan tahapan usianya agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara alamiah dan optimal dengan segala potensi yang dimiliki masing-masing anak.
Saat ini, ada 15 relawan dongeng yang bersama-sama dengannya siap mendongeng untuk anak-anak. Mereka rutin melaksanakan dongeng pekan ceria, dongeng keliling kampung, dan dongeng peduli bencana. Dalam suatu kegiatan, tentu tidak semuanya mendongeng, tetapi ada yang bermain sulap, memimpin gerakan ice breaking dan permainan, serta mendokumentasikan kegiatan.
”Kegiatan dongeng tidak hanya dilaksanakan di markas, tetapi juga dilaksanakan di berbagai tempat lain melalui kerja sama dengan instansi maupun komunitas tertentu. Kami juga biasa menerima panggilan untuk mendongeng di sekolah-sekolah,” katanya.
Enik menyebutkan, dongeng memiliki banyak manfaat bagi anak. Di antaranya, dongeng bisa melatih anak berkomunikasi dengan orang tuanya, memperbanyak kosakata anak, mengembangkan imajinasi anak, mengajari anak bersosialisasi dengan teman-temannya, serta meningkatkan kepercayaan diri dan kreativitas anak. Untuk itu, dongeng tentu saja harus ”bergizi” atau bermutu, dan tidak sekadar mengundang tawa.
Untuk menjadi pendongeng yang baik, Bunda Enik juga mau tidak mau harus terus belajar dengan membaca, melihat di media sosial, serta belajar dari pengalaman orang lain. ”Yang jelas, saya punya rumus ATM, yaitu Amati, Tiru, Modifikasi. Jangan sampai persis sama karena setiap orang itu unik, punya kelebihan dan kekurangan. Yang terpenting itu percaya diri dan jangan malu,” katanya.
Enik pun berpesan kepada para pendongeng baru di Kalsel, terutama pendongeng laki-laki untuk tetap memunculkan sosok lelaki sejati agar anak-anak juga mendapatkan sosok ayah yang ideal. Ia tidak mau pendongeng laki-laki bergaya seperti perempuan supaya lucu atau mengejar banyak tawa.
Kepada para orang tua, ia sangat mengharapkan agar bisa meluangkan waktu untuk bermain dengan anak, membacakan buku, ataupun mendongeng untuk anak. ”Saya berharap mendongeng juga bisa dan biasa dilakukan orang tua di rumah. Bisa mendongeng itu biasa, tetapi biasa mendongeng itu luar biasa,” katanya.
BIODATA
Nama : Enik Mintarsih
Panggilan : Bunda Enik
Lahir : Sungai Ulin, Banjarbaru, 13 November 1972
Pendidikan : S-1 Pendidikan Anak Usia Dini
Profesi : Pendongeng
Ketua Kampung Dongeng Intan Kalsel
Keluarga : Teguh (suami), 2 anak, dan 1 cucu
Penghargaan :
· Penghargaan dari Kampung Dongeng Indonesia sebagai Tokoh Penggerak Dongeng Inspiratif
· Penghargaan dari Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju sebagai tokoh yang berjasa di bidang sosial budaya pada peringatan Hari Kartini 2022