Pandemi virus korona memberi pelajaran berharga bagi penyanyi Nina Tamam. Ia menyebut waktu sekitar dua tahun sejak 2020 sebagai masa perjalanan spiritual amat berharga.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·2 menit baca
DOKUMENTASI AFE RECORDS
Penyanyi Nina Tamam
Pandemi Covid-19 memberi pelajaran berharga bagi penyanyi Nina Tamam. Ia menyebut waktu sekitar dua tahun sejak 2020 sebagai masa perjalanan spiritual amat berharga. Setelah tak lagi menjadi penyiar radio karena perusahaan tempatnya bekerja terpaksa mengurangi jumlah staf, Nina terpaksa harus hidup dari tabungan.
Maklumlah, undangan untuk menyanyi selama pandemi terbatas dan ia belum mendapat pekerjaan lain. Tak mau berdiam diri, ia belajar menanam tanaman hias untuk dijual. ”Jangankan bunga, lidah mertua yang mudah ditanam saja di tanganku malah mati,” ujar Nina sambil tertawa berderai pada Senin (13/2/2023) di Jakarta.
Ia tak menyerah. Ibunda dari Skylar (8) itu kemudian meneruskan kesukaannya memasak. Minimal untuk anak lelakinya yang menyukai masakannya. ”Aku hanya mau memasak makanan yang aku suka. Yang goreng-goreng enggak suka karena suka meletus-letus,” lanjut pemilik usaha kuliner bernama Simbok Sae (Ibu Baik) itu.
Dari seorang sahabatnya, Nina belajar memasak makanan dari hasil laut secara serius. Hasilnya, teman-temannya ketagihan rasa masakan buatan Nina dan mulai memesan masakan buatannya.
Pesanan berdatangan sehingga bisa menutup kebutuhan hidupnya. ”Luar biasa hikmah yang aku dapat dari masa pandemi. Ketika mau keluar dari zona nyamanku, eh jalan mulai terbuka. Sekarang aku ikut Gusti Allah saja,” kata Nina.
Saat usahanya mulai maju, ia malah mendapat tawaran menjadi pemandu acara, tawaran manggung lebih sering, lalu bergabung lagi dengan grup vokal Warna dan sedang membuat lagu baru bersama grup vokal Lima Wanita.
Mau tak mau, sementara ini ia belum bisa lagi menerima pesanan tim kerapu pagar, kerang bawang, dan lainnya.