Ade Putri Paramadita, Sambal Roa

SRI REJEKI

Food story teller Ade Putri Paramadita

Bagi food story teller Ade Putri Paramadita, sambal adalah penyempurna makanan. Suatu masakan yang sudah enak akan semakin sempurna setelah dilengkapi sambal. Salah satu sambal yang selalu tersedia di rumahnya adalah sambal roa.

”Sambal roa selalu ada di kulkas. Kalau tengah malam terbangun dan laper, cukup makan sesendok sambal roa. Kan minyaknya beku tuh, jadi diemutin kayak lollipop gitu. Udah gitu aja cukup, ga perlu makan nasi. Aku udah bisa tidur lagi,” kata Ade seusai acara peluncuran buku Sambal Roa: Ragam, Resep, dan Rupiah yang diselenggarakan Omar Niode Foundation, Minggu (12/2/2003).

Sambal lain yang juga selalu ada di kulkasnya adalah sambal bawang. Namun, favoritnya untuk sarapan adalah sambal dadak, sambal mentah yang dibuat dadakan. ”Sarapan nasi pakai telur dadar dan sambal dadak, enggak ada yang ngalahin,” kata Ade yang menjadi salah satu penulis dalam buku itu.

Bicara soal sambal, dalam acara peluncuran buku yang berlangsung di Nusa Indonesian Gastronomy, Jakarta, itu Ade bercerita pernah mencetuskan ide Hari Sambal Nusantara setiap 24 November.

Harapannya, di tanggal itu banyak yang mengunggah sambal khas dari daerah masing-masing di media sosial agar bisa dikenal lebih luas. Masakan Indonesia rata-rata dilengkapi dengan sambal khas masing-masing. Sambal soto dengan sambal nasi uduk, rawon, atau sate, akan berbeda.

”Biasanya keluar semua tuh harta karun sambal-sambal yang sebelumnya enggak kita kenal. Belum lagi pengaruh dari bahan-bahan lokal yang membuat sambal semakin beragam,” kata Ade.