Bagir Manan, Alat Bantu Dengar

RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE

Ketua Mahkamah Agung periode 2001-2008 Bagir Manan memaparkan buku terbarunya, Problematika Pers dan Kualitas Demokrasi; Dari Konstitusi, UU ITE, sampai RUU KUHP pada Senin (14/11/2022).

Mengakui sudah berusia lanjut, tetapi tetap sehat dan penuh aktivitas, mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Prof Dr Bagir Manan (81) seharusnya menggunakan alat bantu pendengaran. Namun, saat menghadiri diskusi dan peluncuran buku karya peneliti media Dr Agus Sudibyo di gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (25/1/2023), ia tak memakai alat bantu itu.

”Tolong kalau berbicara dengan saya, agak kuat ya suaranya. Saya sudah agak susah mendengar,” ujar mantan Ketua Dewan Pers itu kepada sejumlah orang yang menemuinya. Bagir pun menjelaskan, dia seharusnya menggunakan alat bantu pendengaran. Namun, alat itu tak dipakainya, sebab justru mengganggu.

”Terlalu banyak suara. Kayaknya semua suara masuk,” jelas Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Padjadjaran Bandung itu. Barangkali karena terlalu lama bergaul dengan jurnalis, alat bantu pendengarannya itu menjadi terlalu peka. Sebab memang tugas wartawan mendengarkan suara, aspirasi dari masyarakat dan menampilkannya supaya mendapatkan perhatian dari khalayak dan pengambil keputusan.

Sekalipun tidak lagi memimpin Dewan Pers, Bagir Manan tetap merasa dekat dengan masyarakat pers di negeri ini. Ia memperoleh banyak informasi, termasuk gosip yang tak semuanya ada di media massa. ”Namun, sebenarnya saya tidak tahu banyak soal media, apalagi terkait digital. Diskusi seperti ini harus diperbanyak agar kita semua bisa belajar,” ucap Bagir Manan lagi. Ia juga berharap semakin banyak wartawan yang menulis buku.