Ucup, Biangnya Pesta
Rizky Aulia atau Ucup piawai merancang festival musik berskala besar. Synchronize Fest yang berani memanggungkan ragam genre dan generasi musik Indonesia adalah salah satu jejaknya. Kini, dia membesarkan Pestapora.

Rizky “Ucup” Aulia, promotor musik.
Tahun 2022, ketika pembatasan sosial mengendur, festival musik berskala besar bermunculan. Salah satu yang menonjol dan adalah Pestapora dengan pengunjung 88.000 orang selama tiga hari. Rizky Aulia, alias Ucup, adalah orang yang bertanggung jawab meracik keriaan itu. Festivalnya boleh baru, tapi dia adalah orang lama.
Suasana kantor promotor festival musik Boss Creator sudah ramai dan sibuk pada Rabu (11/1/2023) siang. Padahal, hajatan besar mereka, festival Pestapora masih akan berlangsung pada pekan ketiga bulan September nanti. Belasan anak muda sedang tekun menghadap komputer masing-masing. Istirahat makan siang baru saja usai.
Ucup, bos di Boss Creator, menyambut kami dengan muka berseri-seri dari depan rumah berlantai dua yang difungsikan sebagai kantor di gang kecil di daerah Gandaria, Jakarta Selatan, itu. Dia mengajak kami masuk ke ruang divisi keuangan sambil bersenandung ”Nissa Sabyan, I love you so much,” lagu ciptaan Aldi Taher yang sempat mewabah itu.
Aldi Taher, pesohor yang sering bertingkah konyol di media sosial itu, adalah salah satu penampil pada Pestapora mendatang. Entah kenapa Ucup tiba-tiba bersenandung lagu itu. Pantas diduga bahwa di alam bawah sadarnya, Ucup sedang memikirkan acara Pestapora nanti.
Pemilihan Aldi Taher sebagai penampil di festival musik cukup mengejutkan. Apalagi, bukan akun Pestapora yang pertama mengumumkannya, melainkan Aldi sendiri yang mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan Ucup. Sontak, warganet memperbicangkan itu. Belum ada festival musik mana pun yang mengumumkan penampil pertamanya yang bukan dari kancah musik.

Rizky "Ucup" Aulia, promotor musik.
Sambil menikmati rasa kenyang seusai makan siang, Ucup senyam-senyum menanggapi itu; senyum girang sekaligus menguak sisi keusilannya. ”Gue mengharapkan rasa penasaran orang kenapa gue ajak Aldi Taher. Selama ini, kan, dia viral karena menyanyikan lagu orang, atau lagunya sendiri yang jadi tertawaan orang,” katanya.
Pengumuman resmi jajaran penampil baru dikeluarkan pada 3 Januari lalu. Isinya 48 nama penampil, termasuk Aldi Taher. Keusilannya berlanjut. Nama Aldi Taher diimbuhi ”And The Aldi Taher Band”. ”Itu inisiatif gue. Memang benar nanti dia bakal diiringi pemain band. Gue belum tahu, sih, siapa aja. Nanti gue yang cariin,” ujarnya.
Unggahan penampil itu tak lepas dari keusilan Ucup. Nama penampil ditulis dalam huruf yang kecilnya kebangetan. Untuk tahu siapa saja, orang harus menatap lama-lama unggahan itu dan memperbesar dengan jarinya. Dalam bahasa algoritma sosial media, menatap berlama-lama dan berinteraksi dengan sebuah unggahan adalah harta bernama engagement (keterikatan).
Baca juga: Denny Chasmala, Birama Vespa dan Lagu Pesta
Unggahan lainnya juga tak kalah janggal. Setiap kata ditulis keliru, misalnya ”January” ditulis jadi ”Janaury”. Bukannya memancing protes, kekeliruan yang disengaja itu jadi bahan komentar. Secara tidak langsung kejanggalan dan kelucuan itu memperkuat karakter festival Pestapora.
”Di tahun 2022 itu banyak banget festival musik yang rasanya mirip-mirip, posternya juga mirip-mirip. Gue maunya festival Pestapora tahun ini berbeda dengan yang udah ada. Cari gaya yang standout (menonjol). Tema buah-buahan seperti yang di poster juga bakal ada nanti di panggung-panggung. Misalnya bakal ada tomat raksasa,” katanya berbinar-binar.
Membesarkan ”bayi”
Membicarakan festival musik, apalagi Pestapora, membuat Ucup bersemangat. Posisi duduknya di sofa empuk itu tak pernah ajek. Kadang duduk lurus, seringnya menyamping. Kakinya yang bersepatu skateboard itu sering diangkat ke sofa. Senyuman dan tawa hampir selalu mengiringi ucapannya, diselingi seruputan teh celup hangat.

Vokalis grup musik dangdut Soneta Group Rhoma Irama tampil dalam acara RE:Creating di Bengkel Space SCBD, Jakarta, Senin (20/12/2021). Grup dangdut yang digawangi salah satunya oleh Rhoma Irama ini membawakan sejumlah lagu yang akrab di telinga penggemarnya, seperti "Suara Gendang", "Judi", "Mirasantika", dan "Ani".
”Fokus gue sekarang benar-benar membesarkan ’bayi’ ini (Boss Creator dan Pestapora). Ini ibaratnya bayi gue sendiri. Kalau sebelumnya, kan, jatuhnya kayak mengasuh bayi orang,” ujarnya yang telah melepas pekerjaan sebagai manajer artis seperti Andika ”Kangen Band”, Danilla, dan Barasuara demi menjadi pengarah festival musik.
Fokus Ucup sepertinya tepat. Antusiasme orang pada festival ini membesar, terlihat dari keterikatan di sosial media, juga pembeli tiketnya. Karcis sudah terjual sejak sebelum ada penampil. Saat ini, sudah diungkap 48 penampil. Karcis terjual sebanyak 12.000 lembar. Masih lebih dari 100 penampil lagi yang belum diumumkan.
Festival Pestapora mendatang adalah seri kedua. Seri pertamanya berlangsung pada 23-25 September 2022 lalu di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Kala itu, jumlah penampilnya 176, didatangi sekitar 88.000 orang. Ucup mengeklaim jumlah penonton itu merupakan yang terbanyak dibandingkan festival lainnya di tahun yang sama.
Baca juga: Jan Djuhana, Kehangatan Sang Penaksir Lagu
Tahun lalu, ketika pembatasan sosial mengendur, festival musik yang mengundang keramaian bermunculan, mulai dari festival yang telah rutin selama belasan tahun, sampai yang baru lahir. Pestapora termasuk dalam golongan yang baru lahir. Meski begitu, festival ini jadi omongan banyak pencinta musik.
Ada yang terkesan dengan susunan penampil di setiap hari. Ada yang suka dengan dekorasi area festival. Ada yang terkenang dengan kepadatan pengunjungnya. Tak sedikit pula yang teringat dengan jingle festival ”Uooo pesta pora, mari-mari berpestapora” yang terus-menerus dikumandangkan di jeda penampil. Jingle ini ”mengganggu” sekaligus menempel, seperti jingle taman hiburan Dunia Fantasi.
Hal-hal itu memang dirancang sedemikian rupa oleh Ucup dan timnya. Jingle sengaja diputar agar membekas di benak pengunjung. Urutan penampil pun disusun supaya pengunjung pulang membawa bekas keriaan dari artis yang ia tonton. Lagu-lagu dangdut koplo pilihan organ tunggal Hasoe Angels sengaja ditaruh sebagai penutup hari kedua festival.

Penonton memadati ajang Synchronize Festival 2022 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Dalam dua tahun terakhir, Synchronize tidak digelar secara langsung karena pandemi dan beralih melalui medium televisi (2020) dan radio (2021). Synchronize Festival tahun ini yang mengusung tema Lokal Lebih Vokal akan menampilkan ratusan penyanyi dan kelompok musik lintas generasi dan lintas genre. Festival akan berlangsung selama tiga hari pada 7-9 Oktober 2022. Ajang yang dimulai sejak tahun 2016 ini telah mengubah peta festival musik besar di Indonesia yang hanya memanggungkan band lokal dengan memadukan band arus utama dan pinggiran.
”Coba, deh, kalu penampil terakhir adem, atau lagu-lagunya enggak terkenal, penonton pasti pulangnya enggak happy. Itu yang bakal diingat dia,” kata Ucup.
Meski berstatus sebagai festival baru, Ucup adalah pemain lama di festival musik. Festival musik Synchronize Fest adalah salah satu rancangannya. Formulasi Pestapora dan Synchronize Fest bisa dibilang 11-12. Ya, wajar, otak di baliknya adalah orang yang sama.
Formula festival
Synchronize Fest yang dicetuskan Demajors, label rekaman tempat Ucup bekerja sejak 2007, menerapkan tiga kategori penampil dalam susunan penampilnya. Tiga kategori itu, kata Ucup, adalah nostalgia, happening, dan pendatang baru. Racikannya berhasil.
Synchronize Fest jadi wadah ragam genre dan ragam generasi yang didatangi lebih dari 60.000 orang setiap tahun. Resep itu masih dia bawa ke festival Pestapora, meski tak lagi menukangi Synchronize Fest.
Aldi Taher dalam jajaran penampil Pestapora 2023 nanti tergolong happening, alias fenomenal. Sementara band The Jansen, Kapal Udara, dan Rub of Rub tergolong pendatang baru. Kancah nostalgia tak kalah seru. Ada Dewa 19 bersama Ello, Kahitna, Duo Maia, dan band indie tahun 2000-an seperti That’s Rockefeller dan Goodnight Electric.
”Buat gue The Upstairs atau Goodnight Electric sudah masuk nostalgia. Apalagi Goodnight Electric nanti bakal bawain lagu-lagu dari album pertama mereka,” kata Ucup yang merajah logo klub sepak bola Liverpool di punggungnya ini.
Band-band nostalgia dapat perlakuan khusus dari Ucup, terutama dalam hal pemilihan dan penyusunan lagu. Ucup seperti punya hak prerogatif menentukan set lagu. Dia bercerita, band Jamrud pernah berencana hanya membawakan lagu-lagu cadas dengan alasan penontonnya banyak dan arenanya terbuka. Tapi Ucup kukuh meminta mereka memainkan lagu balada ”Pelangi di Matamu” dan lagu cabul ”Surti Tejo”. Jamrud manut.
”Soalnya gue ngebayangin penonton segitu banyak bakalan nyanyi bareng ’ada pelangiii..’ atau ngacungin jari tengah pas lagu ’Surti Tejo’. Seru, kan,” katanya terbahak-bahak.
Baca juga: Selebrasi Musikal Indra Lesmana
Ucup juga punya pendekatan canggih kepada band lawas, atau yang sudah vakum karena pertikaian antarpersonel. Dia tekun berbulan-bulan meyakinkan raja dangdut Rhoma Irama main di Synchronize Fest, yang mayoritas penontonnya berumur 18-35 tahun. Personel Club Eighties juga rela rujuk demi reuni di Synchronize.
Hasil pendekatannya kadang tak ia duga. Rhoma Irama sampai dua kali jadi penampil utama di Synchronize. Grup musik batak Trio Ambisi juga jadi kebanjiran order manggung setelah dia undang di Pestapora 2022. Kangen Band yang hampir dilupakan orang juga sering main lagi di acara-acara keriaan Ibu Kota.
Selain canggih bernegosiasi, menjaga mood pertunjukan adalah kepiawaian Ucup lainnya. Dia cermat mendengar banyak lagu dan meresapi nuansanya. Pengalaman itu dia dapat dari bertahun-tahun menjadi manajer artis yang mendatangi banyak acara, mendengar lagu-lagu baru ketika di Demajors, juga belakangan jadi penyusun lagu acara karaoke.
Seberapa sering mendatangi konser di luar kerjaan? ”Nah itu, gue enggak terlalu suka datang ke konser, cuma ke (konser) band yang tahu lagunya aja. Gue lebih semangat nonton bola. Liverpool. Kalau senggang, ya, mending sunyi di rumah aja sama anak-istri,” jawabnya.
Ah, peracik pesta juga perlu waktu tenang dengan orang terdekatnya.(HEI)
Rizky Aulia
Lahir: Jakarta, 9 April 1988
Perancangan festival:
- Djakarta Atmosphere (2009)
- Synchronize Fest (2009, 2016-2020)
- Pekan Produk Kreatif Indonesia (2013)
- Pestapora (2022-sekarang)