Menyambut tahun 2023, desainer Lenny Agustin punya banyak rencana. Lenny yingin lebih banyak mendedikasikan waktunya untuk edukasi.
Oleh
DWI AS SETIANINGSIH
·2 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)
Lenny Agustin
Menyambut tahun 2023, desainer Lenny Agustin punya banyak rencana. Lenny yang kini tengah menempuh studi jenjang S3 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia ini ingin lebih banyak mendedikasikan waktunya untuk edukasi.
“Aku pengin banyak nulis buku, bikin penerbitan buku fashion, bikin podcast juga. Makanya butik yang lantai 3 untuk produksi udah kukosongkan. Nanti rencananya untuk publisher, bikin podcast, lebih ke edukasi gitu,” tutur Lenny dalam wawancara awal Desember 2022 di Jakarta.
Keinginan Lenny itu muncul didasari oleh minimnya buku tentang sejarah mode Tanah Air. Setiap kali ingin menggali sejarah mode Tanah Air, dia merasa selalu kesulitan.
“Istilahnya, kalau kita belajar di kampus mode, pasti buku-bukunya referensi dari luar. Bahkan sejarah mode yang kita pelajari pun sejarah mode luar. Nggak ada yang lokal. Jadi kita ini literasi modenya hampir zero,” kata Lenny.
Kalau toh ada yang menulis mode dan sejarahnya di Tanah Air, imbuh Lenny, umumnya bukan desainer atau orang yang berkecimpung di dunia mode. Lebih banyak adalah arkeolog. “Yang lebih berperspektif fashion nggak ada. Padahal desainer kita jumlahnya ribuan. Jadi itu,” imbuh Lenny.
Saat ini Lenny makin intens mendalami soal kebaya. Dalam hal rancangan, Lenny lebih banyak mendesain kebaya bergaya funky atau biasa disebut funky kebaya.
“Setahunan ini kesibukanku ngulik kebaya, trus ngumpulin temen-temen, bikin komunitas. Alhamdulillah ini kan lagi booming kebaya, jadi komunitasnya udah mulai dilirik. Februari dan Maret akan ada event di Yogyakarta dan Surabaya. Ada seminar, pameran, pop up store, fashion show, lomba dan lain sebagainya, semuanya tentang funky kebaya,” kata Lenny gembira.