Tony Soekamti membuka Gultik Bang Jago dengan hidangan utama gulai sapi. Buka mulai pukul 21.30, santapan itu awalnya banyak dinikmati penghuni indekos. Selewat larut malam hingga subuh, giliran budi atau bubaran disko.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Gultik atau gulai tikungan, makanan yang banyak dijual di bilangan Blok M, Jakarta, memikat Tony Soekamti. Drumer Endank Soekamti itu lantas menggeluti kuliner serupa di Yogyakarta. Ia mengawali usahanya dua tahun lalu lantaran terimpit pandemi.
“Istilahnya, the power of (kekuatan) kepepet,” katanya sambil tersenyum seusai konferensi pers Slank Beautiful Smile Indonesia Tour di Yogyakarta, Kamis (15/12/2022). Ia membuka Gultik Bang Jago, semula hanya menyajikan nasi dan gulai sapi dengan porsi sedikit lazimnya di Jakarta.
“Otak dipaksa berpikir lebih keras untuk survive (bertahan). Di Yogyakarta, banyak juga yang belum tahu gultik,” ujarnya. Inovasi lantas mengantarkan menu baru, antara lain porsi jumbo, tambahan telur, nasi gulai ayam, dan hidangan yang tergolong paling laris, krenyos.
“Kayak lemak digoreng gitu. Biasanya dijual di warung sate klathak pakai kambing. Kalau aku coba sapi, tapi terbatas karena bahannya susah. Siapa cepat, dapat,” ujarnya. Gultik tersebut bisa dinikmati mulai pukul 21.30 karena harus giliran setelah toko di depannya tutup.
“Kalau misalnya, 300 gultik terjual per hari, krenyos sekitar 75 porsi. Aku pilih gultik karena melihat lokasinya, jelas enggak bisa jualan waktu siang,” katanya. Makanan berkuah hangat pun kerap dicari selepas petang. Tony bahkan sudah berancang-ancang untuk membuka cabang pada tahun 2023.
Sekitar 95 persen konsumen termasuk anak muda. Buka hingga pukul 04.00, tak heran jika lokasi tersebut awalnya banyak dikunjungi penghuni indekos atau mahasiswa. “Kalau larut malam, budi atau bubaran disko,” katanya seraya terbahak.