Tak banyak yang tahu, desainer Edward Hutabarat dan Jay Subiakto yang menjadi penata panggung sebenarnya berencana memberi cipratan air berefek hujan ringan kepada tamu di pergelaran busana Edward di pelataran Borobudur.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·2 menit baca
Desainer Edward Hutabarat dan Jay Subiakto yang menjadi penata panggung sebenarnya berencana memberi efek hujan ringan kepada tamu di ”Edward Hutabarat Autumn Winter 2023” di pelataran Candi Borobudur pada 30 November 2022. Edward ingin suasana malam itu makin romantis dan syahdu. ”Tak disangka, Tuhan malah memberi hujan beneran. Dia tak mau yang palsu. Maunya hujan asli,” ujar Edo, panggilan akrab Edward, Kamis (15/12/2022).
Awalnya, Edo berencana, seusai peragaan busana, para tamu akan menapaki jalan berhias penjor dari janur menuju Rumah Sumba. Cipratan air mestinya dilakukan kepada tamu yang melintas di bawah penjor yang menjadi penanda, dari tanah Jawa mereka memasuki rumah Sumba. Hujan mengubah rencana itu.
Pada hari acara, sejak pukul 11.00 sampai usai acara, sekitar pukul 19.30, hujan deras mengguyur kawasan Borobudur. Acara yang mestinya mulai pukul 16.00 dengan pesta cocktail, peragaan busana, lalu pembukaan pameran Rumah Sumba, terpaksa diubah. Acara pertama dipersingkat, lalu peragaan busana dimulai pukul 18.00 di bawah hujan.
Toh, sekitar 400 tamu yang sudah berdandan dan berbusana unsur tenun sedia berhujan-hujan di tepi landas peraga hanya dengan berpayung mungil yang Edo sediakan. Sebanyak 50 model perempuan dan lelaki semangat berjalan memamerkan busana koleksi Edward Hutabarat bertajuk ”Kabakil”.
”Saya bersyukur dan amat terharu, acara jadi makin romantis dan indah. Sungguh pengalaman langka dan luar biasa bisa mengadakan acara di Candi Borobudur yang megah,” tuturnya.
Ia berterima kasih kepada Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang mengadakan acara tersebut.
”Pihak Kemendikbud yang memilih tempat di Candi Borobudur,” jelas Edo yang sudah lebih dari 40 tahun berkarya di dunia fashion. Pameran Rumah Sumba dan peragaan busana dari kain Sumba Timur karya Edward Hutabarat itu merupakan program festival bertema ”Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari” yang diadakan Ditjen Kebudayaan.
Malam itu Hilmar dan Edo ikut berhujan-hujan bersama para model. Dan, Hilmar, Edo, serta para kru tetap sehat.