Nalleli Cobo, Menghentikan Pengeboran Minyak di Kota
Nalleli Cobo adalah aktivis muda asal Amerika Serikat yang mendapat Goldman Environmental Prize dan masuk dalam daftar Time100 Next tahun 2022. Ia aktif berkampanye untuk menghentikan pengeboran minyak di Los Angeles.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
Di usia belia, Nalleli Cobo (21) sadar kesehatan masyarakat di komunitas tempat dia tinggal, Los Angeles, Amerika Serikat, kian memburuk. Alhasil, gadis ini memimpin gerakan demi menghentikan pengeboran minyak di kota. Ia juga mendorong perubahan kebijakan publik terkait dengan larangan eksplorasi sumur minyak baru dan menghapus situs yang ada secara bertahap.
Di hadapan para undangan yang menghadiri acara Time100 Next Gala, Selasa (25/10/2022), di New York, Amerika Serikat, Cobo menyampaikan pidato singkatnya. ”Setiap saya berjalan ke sekolah setiap hari, saya melihat tanda peringatan bertuliskan bahan kimia berbahaya yang menyebabkan kanker, cacat lahir, dan bahaya reproduksi. Masa kecil saya penuh dengan serangan asma, gangguan jantung, dan kunjungan tanpa henti ke rumah sakit,” kata Cobo yang juga menyebut sang ibu, Monic Uriarte, yang banyak memberikan inspirasi.
Pada 2004, keluarga Cobo pindah ke University Park, South Los Angeles. Kesehatan gadis Latin ini bersama semua keluarganya berangsur memburuk. Di usia sembilan tahun, dia sering mengalami sakit kepala kronis, mimisan hebat, sakit perut, asma, kejang, dan jantung berdebar.
Cobo menyadari masalah itu ada kaitannya dengan satu lokasi pengeboran di South Los Angeles, dioperasikan oleh AllenCo Energy. Letaknya hanya 10 meter dari rumah masa kecil Cobo itu. Ia sering mencium bau busuk dari sumur minyak yang sering memuntahkan asap dan bau beracun ke lingkungan sekitar.
Pada usia 19 tahun, Cobo didiagnosis menderita kanker. Setelah tiga operasi dan perawatan medis, perempuan ini dinyatakan bebas dari kanker, tetapi tidak dapat memiliki anak karena penyakitnya. Tak hanya Cobo, banyak kesehatan penduduk yang terkena dampak dari keberadaan fasilitas pengeboran minyak.
”Rasanya seperti kami adalah hamster yang berlari di atas roda. Saya merasa seperti berteriak ke dinding, ’Tolong kami. Dengarkan kami. Kami diracuni’ dan rasanya seperti tidak ada yang peduli,” kata perempuan keturunan Meksiko dan Kolombia ini.
Los Angeles memiliki sejarah panjang terkait dengan ladang minyak di wilayah urban. Pada tahun 1890-an, kota Los Angeles di California yang masih baru dengan populasi 50.000 jiwa menemukan beberapa sumur minyak paling produktif dalam sejarah. Perburuan minyak ini membawa Los Angeles masuk ke periode pengeboran minyak yang begitu merajalela.
Sumur dan mesin terbentang di sepanjang lanskap kota. Pemandangan rig pengeboran minyak yang menyebar di seluruh kota membuat Los Angeles Times menggambarkannya ”berdiri seperti pohon di hutan”. Pada 1930, populasi California telah tumbuh menjadi 1,2 juta jiwa dan memproduksi hampir seperempat dari produksi minyak dunia.
Sampai hari ini, Los Angeles tetap menjadi salah satu ladang minyak perkotaan terbesar di AS. Ribuan sumur minyak aktif tersembunyi oleh pagar dan bangunan tinggi. Masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi bawah, belajar hidup berdampingan dengan fasilitas produksi minyak.
Dampak negatif dari keberadaan sumur minyak tersebut mengusik hati Cobo. Meskipun waktu itu masih kecil, Cobo sudah ikut menghadiri pertemuan dan unjuk rasa dengan ibunya. Di usia sembilan tahun, Cobo pertama kali berpidato di hadapan publik tentang masalah tersebut. Keterampilannya sebagai orator menarik perhatian banyak orang.
Bersama sang ibu, Cobo lalu berjalan dari pintu ke pintu pada 2011. Mereka membagikan brosur tentang bahaya ekstraksi minyak sekaligus mendokumentasikan penyakit yang menyebar di masyarakat akibat polusi pengeboran minyak.
Koalisi akar rumput
Bersama ibunya, Monic Uriarte, Cobo membentuk koalisi akar rumput. Mereka memobilisasi para tetangga untuk melaporkan bau kimia busuk kepada pejabat dan berbagi cerita di balai kota serta pertemuan dewan kota. Lalu, lahirlah People not Pozos (People Not Oil Wells) yang bertujuan untuk menjaga masyarakat dan lingkungan dari dampak ekstraksi minyak serta gas alam.
Cobo menjadi juru bicara di People not Pozos walaupun dia adalah anggota termuda di gerakan tersebut. Sebagai suara komunitas yang menentang polusi minyak, gadis ini mulai berbicara di depan umum, bersaksi di pertemuan pemerintah, serta mengumpulkan liputan pers. Ia juga mencari dukungan dari pejabat terpilih.
”Saya telah menghadapi banyak komentar tentang, seperti, ’Kamu seharusnya di sekolah, sayang’ atau ’Serahkan ini kepada orang dewasa’. Mereka benar. Saya ingin bersekolah, tetapi menakutkan ketika Anda tumbuh dewasa untuk mengetahui Anda tidak memiliki masa depan yang terjamin,” ujar Cobo.
Tak lama, Cobo mengajukan keluhan ke South Coast Air Quality Management District yang bertanggung jawab untuk mengendalikan emisi dari sumber polusi udara di lingkungan komunitasnya. Langkah ini dia ambil setelah Physicians for Social Responsibility Los Angeles (PSR-LA) mengonfirmasi bahwa udara di dekat lokasi minyak telah tercemar.
Nalleli Cobo saat berpidato di acara Time100 Next Gala di Second Floor, New York City, AS, Selasa (25/10/2022).
Di garis depan
Melihat banyaknya kritik atas keberadaan sumur minyaknya, AllenCo Energy menghentikan operasi pada 2013. Pada Maret 2020, Cobo yang waktu itu berusia 19 tahun membuat AllenCo Energy menutup permanen situs pengeboran di dekat rumah masa kecilnya. Para eksekutif perusahaan menghadapi lebih dari 24 tuntutan pidana.
”Komunitas saya memimpin garis depan untuk mengakhiri ekstraksi minyak di Los Angeles, dan dari sana, itu akan menjadi efek domino di California dan negara bagian lainnya,” kata Cobo.
Kegiatan Cobo juga tidak berhenti di situ. Pada 2015, Cobo ikut mendirikan South Central Youth Leadership Coalition. Perempuan ini berupaya memperluas usahanya dalam menghapus lokasi minyak di seluruh kota secara bertahap.
Setiap saya berjalan ke sekolah setiap hari, saya melihat tanda peringatan bertuliskan bahan kimia berbahaya yang menyebabkan kanker, cacat lahir, dan bahaya reproduksi. Masa kecil saya penuh dengan serangan asma, gangguan jantung, dan kunjungan tanpa henti ke rumah sakit.
Pada tahun yang sama, koalisi ini menggugat kota Los Angeles atas pelanggaran undang-undang kualitas lingkungan California dan rasisme lingkungan terhadap komunitas Latin dan Afrika-Amerika. Mereka menang.
Kepemimpinan Cobo turut mendorong pemungutan suara awal di Dewan Kota yang mendukung pelarangan ekstraksi minyak di kota tersebut pada 2020. Pada September 2021, Dewan Pengawas Kabupaten Los Angeles setuju untuk melarang sumur minyak baru di bagian yang tidak berhubungan dengan wilayah itu dan memeriksa status sumur yang ada.
Atas upayanya, Cobo pada tahun ini mendapat Goldman Environmental Prize dan masuk dalam daftar Time100 Next. ”Saya berharap untuk suatu hari di mana pengeboran minyak perkotaan hanya dibaca di buku-buku sejarah dan orang-orang berkata, ’Ini gila karena menjadi hal yang biasa untuk waktu yang lama’,” kata Cobo. (Goldmanprize.org/NBC News/BBC/Los Angeles Times)